SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA- Waduh, generasi penerus bangsa ini bakal ketiban beban utang. Pasalnya sampai saat ini total utang pemerintah terus naik hingga mencapai Rp1.859, 43 triliun. Utang tersebut akan terus melambung.

“Kalau mekanisme pelunasan utang dengan cara konvensional yang dilakukan oleh pemerintah saat ini, tujuh turunan utang itu nggak bakalan lunas,” ungkap Ketua Koalisi Anti Utang, Dani Setiawan saat dihubungi detikFinance, Kamis (26/4/12).

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Cara pemerintah mengelola utangnya saat ini dikatakan Dani adalah melalui metode ‘gali lubang tutup lubang’. Strategi ekonomi yang dilakukan pemerintah ini, lanjut Dani, bukannya menyelesaikan pelunasan terhadap utang lama, malah membuka ruang untuk masuknya utang baru.

“Karena dalam strategi ekonominya, pemerintah tetap mengandalkan utang-utang baru terutama yang paling besar saat ini adalah penerbitan surat-surat berharga, jadi saya kira dengan cara itu tidak mungkin lunas sampai tujuh turunan, kecuali ada cara-cara yang non konvensional,” paparnya.

Cara yang non-konvesional menurut Dani adalah dengan cara menghapus utang-utang luar negeri kita yang dihasilkan dari investasi-investasi negara maju di Indonesia.

“Yang kedua adalah bagaimana kita menghentikan pembayaran utang bunga obligasi rekapitulasi perbankan. Setiap tahun kita membayar Rp50-60 triliun, membayar bunga obligasi itu kepada Bank Mandiri, BNI, BRI, Niaga, dan lain-lain,” ujar Dani.

Jika pemerintah masih terus melakukan cara seperti sekarang ini, dikhawatirkan bisa menjerumuskan ekonomian negara ke dalam dominasi negara-negara asing.

“Jadi kalau masih dengan cara itu, bukan hanya nggak bisa bayar tapi juga menambah utang-utang baru, dan yang paling parah adalah menjerumuskan ekonomi kita pada dominasi tekanan ekonomi luar, itu harus diperhatikan,” cetus Dani.

Total utang pemerintah Indonesia hingga Maret 2012 mencapai Rp1.859,43 triliun, naik Rp55,94 triliun dari posisi di akhir 2011 yang nilainya Rp1.803,49 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia berada di level 25,7% pada Maret 2012.

Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman Rp612,77 triliun dan surat berharga US$ 1.246 triliun. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp7.226 triliun, maka rasio utang Indonesia per Februari 2012 Maret sebesar 25,7%.

Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga akhir Maret 2012 adalah:

Bilateral: Rp370,42 triliun
Multilateral: Rp25,36 triliun
Komersial: Rp215,44 triliun
Supplier: Rp450 miliar
Pinjaman dalam negeri: Rp1,11 triliun

Sementara total surat utang yang telah diterbitkan oleh pemerintah sampai Maret 2012 mencapai 1.246,66 triliun. Naik dibandingkan posisi di akhir 2011 yang sebesar Rp1.859,43 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya