SOLOPOS.COM - Arief (kiri), event organizer (EO) yang kerap mengurusi acara Ustaz Yusuf Mansur di wilayah Bandung, Jawa Barat sejak 2013-2017. (Istimewa/ Sudarso Arief Bakuama)

Solopos.com, JAKARTA — Ustaz Yusuf Mansur akan melaporkan Arief, pelaku event organizer (EO) di Bandung yang mengaku lebih dari 10 kali menyelenggarakan pengajian yang diisinya, ke polisi.

Dalam kesaksiannya yang dimuat Solopos.com, Arief membenarkan Yusuf Mansur tidak pernah menerima honor ceramah namun sang ustaz membawa pulang semua uang sedekah dari jemaah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Terkait dengan kesaksian Arief, Yusuf Mansur mengaku tidak mengenalnya. Ia juga membantah keras kesaksian Arief tersebut. Bahkan dari penelusuran timnya, Arief disebut berstatus buronan karena menggelapkan uang banyak orang.

“Ada dimunculkan di layar, namanya Mas Arief. Saya lihatin terus. Saya coba ingat-ingat, kok saya tidak kenal ya. Apa saya yang pikun ya? Setelah dicek  ternyata ini buronan, menggelapkan uang orang, ratusan juta apa berapa gitu,” kata Yusuf Mansur seperti dikutip Solopos.com dari acara Blak-blakan di kanal Youtube Detik.com, Senin (27/12/2021).

Yusuf Mansur memastikan akan melaporkan Arief ke polisi karena dianggapnya sudah menebar fitnah.

“Nah yang gini-gini ini harus dilaporin. Kami sedang yasinan 40 hari, semua pondok pesantren dan rumah tahfiz. Bahkan yang di Hongkong dan Gaza. Ini yasinan untuk menentukan,” katanya.

Ia menyebutkan, setelah yasinan 40 hari dirinya akan mengambil sikap. Saat ini yang terpikir di benaknya adalah melaporkan semua orang yang dianggapnya memfitnah dirinya ke polisi.

Baca Juga: Eks EO: Ustaz Yusuf Mansur Tak Pernah Minta Honor Tapi Sedekah Dibawa 

“Semua yang punya narasi pidana sudah diarsip dan diprofiling, baik akun Tiktok, Youtube dan lain-lain. Apalagi yang sudah bikin buku, bisa langsung dihajar itu sama tim hukum kami,” katanya.

Namun, kata dia, jika ternyata setelah yasinan ada petunjuk dari Tuhan untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum dirinya pun akan melaksanakannya.

“Selama 40 hari yasinan itu di antara istikharahnya adalah melaporkan semuanya ke Bareskrim Polri, semuanya. Nah siap-siap aja tuh. Tapi kan belum tentu. Kalau ternyata Allah berkata ‘Suf, innallaha ma’a shabirin. Aku (Allah) lebih suka bukan sama yang ngelaporin, tapi Aku lebih suka sama yang sabar. Ente lebih suka yang mana?’ Nah ane pilih yang sabar,” ujar Yusuf Mansur.

Sebelumnya diberitakan, pengakuan Ustaz Yusuf Mansur soal tidak pernah memasang tarif setiap kali ceramah dibenarkan Arief, event organizer (EO) yang kerap mengurusi acara dai kondang tersebut di wilayah Bandung, Jawa Barat.

Arief mengaku sering mengurusi acara ceramah Yusuf Mansur sejak 2013 hingga 2017 di seantero Bandung dan sekitarnya.

Dari sekian banyak mengurusi ceramah itu, kata dia, Yusuf Mansur tidak pernah mau jika diberi honor.

Meski tidak pernah meminta honor, ia mengakui Ustaz Yusuf Mansur membawa semua uang yang disedekahkan jemaah.

“Lebih dari 10 kali saya mengundang beliau dari 2013 sampai dengan 2017, semuanya free. Beliau tidak mau dikasih honor,” kata Arief saat diwawancarai wartawan Sudarso Arief Bakuama pada 5 Desember 2021.

“Saya pertama kali mengadakan di masjid di Pinus Regency di daerah Soekarno Hatta. Jemaah yang datang membeludak. Kata DKM-nya masjid itu belum pernah penuh sejak dibangun. Pas itu meluber hingga ke jalan-jalan. Seminggu sebelumnya bahkan sudah viral bahwa beliau akan hadir,” katanya.

Dari situ dirinya lantas mengundang Ustaz Yusuf Mansur hingga lebih dari 10 kali.

Baca Juga: Eks EO: Ustaz Yusuf Mansur Tak Pernah Minta Honor Tapi Sedekah Dibawa 

“Karena saya EO, banyak masjid-masjid yang meminta saya mengundang beliau. Kalau ditotal lebih dari 10 kali beliau mengisi yang saya urusi. Dari semua itu semuanya beliau tidak mau dikasih amplop. Tapi ya itu, semua sedekah dibawa,” ujarnya.

Sebagai EO, dirinya mengaku tekor dari setiap acara pengajian akbar yang diisi Yusuf Mansur. Pasalnya, dirinya tidak mendapat sponsor sehingga hanya berharap mendapat bagian dari uang yang dikumpulkan dari jemaah hadir untuk biaya penyelenggaraan acara.

“Pernah dulu saya sampaikan ke timnya, adalah sedikit untuk biaya persiapan bikin baliho, konsumsi dan lain-lain. Tapi tidak boleh. Jadi semua (sedekah) dibawa oleh beliau,” katanya.

Terkait dengan sedekah, ia memiliki banyak cerita dari jemaah. Salah satunya ada jemaah yang datang membawa mobil lalu pulangnya naik ojek.

Usut punya usut ternyata mobil tersebut disedekahkan di acara pengajian tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya