<p><strong>Solopos.com, LOMBOK –</strong> Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyampaikan kondisi terbaru pascagempa berkekuatan 7 SR di <a href="http://news.solopos.com/read/20180806/496/932245/korban-meninggal-gempa-lombok-82-orang">Lombok</a>, NTB, Minggu (5/8/2018). Sutopo menyebut 91 orang meninggal dunia dan 209 orang mengalami luka.</p><p>“91 orang meninggal dunia, 209 mengalami luka-luka, dan ribuan warga mengungsi,” demikian keterangan Sutopo dalam pernyataan resmi seperti dipantau <em>Solopos.com</em> dari <em>TV One</em>, Senin.</p><p>Sutopo menjelaskan kemungkinan besar jumlah korban meninggal akan terus bertambah mengingat beberapa daerah masih belum dijangkau oleh tim SAR. Sejauh ini, <a href="http://news.solopos.com/read/20180805/496/932172/cahaya-hijau-sebelum-gempa-lombok-70-sr-jalanan-macet-total">BNPB</a> menyebutkan seluruh korban meninggal adalah warga negara Indonesia.</p><p>“Seluruh korban adalah warga negara Indonesia. Korban meninggal sebagian besar disebabkan karena tertimpa bangunan. Karena panik, warga berhamburan keluar bangunan, jatuh, dan mengalami stroke,” lanjut Sutopo.</p><p><a href="http://news.solopos.com/read/20180805/496/932227/bmkg-kerusakan-akibat-gempa-lombok-dari-mataram-hingga-bali">BNPB</a> menyebut beberapa kendala yang dihadapi dalam proses evakuasi korban di antaranya jalan yang mengalami kerusakan, lokasi yang sulit dijangkau, keterbatasan alat berat dan kurangnya personel.</p><p>Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menetapkan tanggap darurat bencana hingga 11 Agustus 2018. BNPB menyebut tidak menutup kemungkinan status tanggap darurat akan diperpanjang.</p><p>“Listrik masih padam dan sekolah diliburkan karena dikhawatirkan bangunan roboh akan menimbulkan korban,” katanya.</p>
Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%