SOLOPOS.COM - Rektor UNS, Jamal Wiwoho (paling kiri) bersama lima guru besar Albertus Sentot Sudarwanto, Agus Purwantoro, Bambang Harjito, Rahmanu Widayat, dan Danar Praseptiangga (dari kiri ke kanan) di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS, Selasa (7/3/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Bambang Harjito resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kriptografi dan Keamanan Informasi, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Data atau Fatisda UNS di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram kampus setempat, Selasa (7/3/2023). Dia menjadi guru besar pertama Fatisda dan ke-257 UNS.

Dia mengerti persoalan keamanan informasi di Internet. Judul yang dia angkat adalah Keamanan Informasi menggunakan kriptografi Deoxyribo Nucleic Acid (DNA)  berbasis Nth Degree Truncated Polynomial Ring Units (NTRU) kriptosistem pada Cyber Space.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Menurut dia, judul tersebut secara implisit memberikan gambaran betapa pentingnya melindungi informasi di cyber space. “Oleh karena itu penggunaan kriptografi DNA berbasis NTRU diperlukan untuk melindungi informasi yang kita punyai,” ujar dia dalam pidato, Selasa.

Dia menjelaskan Cyber Space ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer. “Dalam teknologi yang berkembang saat ini, Cyber Space dapat diilustrasikan sebagai sebuah kumpulan dari Internet of thing, network security, Big Data, dan cloud computing,” kata dia.

Menurut dia, cyber space memungkinkan orang-orang mudah mengakses Internet. Apalagi terdapat kemajuan digital yang memungkinkan untuk terkoneksi langsung dengan jaringan Internet.

“Meskipun demikian, ada beberapa ancaman dan dampak negatif yang menjadi celah tindak kejahatan di era digital saat ini, yaitu cyber threat,” kata dia.

Bisa diartikan cyber threat merupakan tindakan jahat yang dimaksudkan untuk mencuri, merusak data, serta mengganggu stabilitas digital milik perangkat pribadi atau perusahaan.

Maka, menurut dia, dirasa perlu melakukan pengamanan data agar tindak kejahatan tersebut tidak terjadi. Bambang menjelaskan upaya keamanan tersebut biasa disebut dengan Cyber Security.

Cyber Security adalah aktivitas pengamanan terhadap sumber daya teknologi informasi untuk mencegah terjadinya kejahatan digital atau cyber crime,” kata dia.

Untuk melakukan pengamanan, dia menawarkan Kriptografi DNA yang berbasis NTRU kriptosistem. Secara singkat, dia menganggap sistem keamanan tersebut lebih aman dibandingkan dengan yang lain.

“Terdapat banyak metode untuk pengamanan data yang sudah banyak diketahui misalnya RSA, Elgamal, dan ECC, namun karena ada Shor’s Algorithm maka metode itu tidak aman lagi,” kata dia.

Dia membuktikan sistem keamanan usulannya itu dengan penghitungan algoritma matematika yang cukup rumit. Meski di akhir dia menyimpulkan Kriptografi DNA yang berbasis NTRU kriptosistem itu aman, namun masih perlu pengembangan.

“Keamanan informasi dengan menggunakan kriptografi di ruang siber masih perlu dikembangkan dengan menggunakan metode yang lain,” kata dia. 

Rektor UNS Solo, Jamal Wiwoho, mengatakan guru besar perlu meningkatkan kontribusinya terhadap masyarakat. Kontribusi bisa dalam bentuk melakukan penelitian, menulis buku, dan menulis karya ilmiah.

“Jadilah guru besar yang produktif membimbing mahasiswa dan dosen junior, menulis buku, meneliti, menghasilkan karya ilmiah bereputasi, menghasilkan inovasi maupun teknologi yang bermutu, yang bermanfaat dan mengangkat harkat martabat dirinya, universitas dan bangsa Indonesia,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya