SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa (thitup.com)

Solopos.com, SOLO – Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo bakal membuka Program S2 Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (POK) pada 2014. Pembukaan program pascasarjana yang baru pertama tersebut sebagai upaya mengakomodasi kebutuhan pelatih olahraga yang cukup tinggi.

Rektor UTP, Ongko Cahyono, mengatakan pihaknya telah mengajukan proses pembukaan program tersebut ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) pada 2012 kemarin. “Program pascasarjana selama ini belum ada, yang sudah kami ajukan ke Dikti Program studi POK. Begitu izinnya turun, segera kami operasionalkan,” jelasnya kepada wartawan di kampus pusat UTP, Senin (4/11/2013).

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Ongko menambahkan sebagai syarat pengajuan tersebut, pihaknya telah menyiapkan aspek pendukung mulai dari sarana prasarana hingga sumber daya manusia (SDM) tenaga pengajar. Menurutnya, hingga kini lulusan POK cukup dibutuhkan masyarakat. Sebab lulusan POK disiapkan untuk menjadi pelatih profesional dengan bekal ilmu-ilmu pelatihan.

Hal itu cukup berbeda dengan program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) yang lebih difokuskan untuk menjadi guru olahraga. “Syarat pengajuan kan minimal punya enam dosen tetap. Selain itu kami menyiapkan pengembangan infrastruktur di kampus UTP di Cengklik dan kampus UTP di Balekambang,” imbuhnya.

Selain prodi POK, pihaknya juga menyiapkan pengajuan sejumlah Prodi lainnya jenjang S2 di bidang Teknik, Ekonomi, dan Keguruan. Pihaknya menargetkan dalam jangka empat tahun ke depan semua prodi tersebut bisa dibuka. Selain itu, pihaknya juga akan mengajukan S2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) setelah proses akreditasi pada 2015. “Spesifikasinya masih dalam pembahasan. Setelah moratorium selesai pada Agustus 2014 akan langsung kami ajukan,” tegasnya.

Sebagai informasi, saat ini UTP memiliki Prodi S1 POK dan PJKR. Prodi POK memiliki sekitar 240 mahasiswa yang terbagi menjadi enam kelas. Sedangkan Prodi PJKR memiliki sekitar 100 mahasiswa yang terbagi menjadi dua kelas. Ongko menilai Prodi POK cukup diminati lantaran Prodi lainnya di UTP hanya memiliki satu hingga dua kelas. “Animo guru Olahraga memang cukup tinggi. Prodi PJKR UTP cukup berbeda dengan perguruan tinggi lain karena lulusan kami konsen untuk mengajar siswa berkebutuhan khusus,” lanjutnya.

Menurutnya, kurilukum perkuliahan Prodi S1 PJKR sudah menyesuaikan untuk mengajar siswa berkebutuhan khusus. Untuk menyalurkan lulusan S1 PJKR, pihaknya mulai bekerja sama dengan sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB). “Setelah lulus sarjana, mereka siap mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya