SOLOPOS.COM - Peta Kalimantan. (google maps)

Solopos.com, SOLO–Kalimantan atau juga dikenal sebagai Borneo merupakan pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas 743.330 kilometer persegi. Pulau yang terletak di kawasan Asia Tenggara ini unik karena secara politik wilayahnya terbagi menjadi tiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Wilayah Indonesia mencakup 73% Pulau Kalimantan, Malaysia 26%, dan Brunei 1%. Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia karena memiliki hutan hujan tropis yang luas. Sayangnya, menurut laporan Greenpeace, luas hutan hujan tropis terus menurun akibat kencangnya laju deforestasi di Borneo hingga tersisa 25,5 juta hektare di tahun 2010 dari semula seluas 40,8 juta hektare.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Pulau Kalimantan adalah rumah bagi berbagai spesies langka orangutan, bekantan, beruang madu, dan berbagai jenis owa. Selain kekayaan alamnya, pulau ini juga memiliki beragam budaya, suku bangsa, etnis, serta adat istiadat.

Mengutip Buku Statistik Kalimantan Tahun 2019 yang dilansir bappeda.kaltimprov.go.id, Kalimantan berasal dari bahas Sansekerta yaitu Kalamanthana. Kala berarti musim dan manthana berarti membakar, sehingga Kalamanthana berarti pulau yang udaranya sangat panas atau membakar. Bukan tanpa alasan nama itu disematkan.

Kondisi astronomis Pulau Kalimantan pada wilayah Indonesia terletak antara 4° 24′ LU-4° 10′ LS dan 108° 30′ BT-119° 00′ BT. menjadikan Kalimantan merupakan salah satu pulau yang dilintasi garis lintang 0 derajat atau sering disebut sebagai garis khatulistiwa. Dengan demikian bisa dipastikan jika seluruh bagian pulau itu adalah kawasan tropis sehingga cuaca di Kalimantan sangat menyengat.

kalimantan tiga negara
Orangutan di hutan Kalimantan. (wordatlas.com)

Situs World Atlas yang diakses Selasa (19/9/2023), mengulas sekitar tiga perempat Pulau Kalimantan dikuasai secara politik oleh Indonesia, dan bagian pulau ini dikenal sebagai Kalimantan. Sisa Kalimantan atau yang disebut Borneo berada di bawah kendali negara bagian Sabah dan Sarawak di Malaysia, serta Kesultanan Brunei.

Kalimantan terbagi menjadi empat provinsi, yang terbesar adalah Kalimantan Tengah atau Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564,50 kilometer persegi. Tiga provinsi lainnya adalah Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Penduduk Kalimantan berjumlah sekitar 69,5% dari total penduduk Kalimantan.

Sebagian besar warga Kalimantan bermukim di sepanjang garis pantai. Populasi warga mayoritas terdiri atas populasi etnis Melayu serta sejumlah kecil atau sekitar 50 kelompok etnis Dayak yang tinggal di daerah pedalaman di rumah panjang di sepanjang aliran sungai. Sedangkan industri berbasis hutan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian wilayah tersebut, yang disokong pula oleh sektor pertanian dan perikanan.

Sejarah Kalimantan

Jalan panjang dilalui Kalimantan sebelum menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Merunut sejarahnya, sejak zaman kuno agama Hindu dan Buddha mempunyai pengaruh signifikan di Kalimantan. Bukti kebudayaan Hindu dan Buddha tercatat dalam bentuk kitab suci Sansekerta dan patung serta literatur Buddha dan Hindu yang berasal dari abad ke-5 dan ke-11.

Selanjutnya, sejumlah kerajaan di Nusantara menguasai Kalimantan pada waktu yang berbeda-beda. Yakni Kerajaan Sriwijaya di Sumatra (abad ke-7 hingga ke-14), kerajaan Majapahit di Jawa bagian timur (abad ke-14 hingga ke-16), dan negara-negara Muslim (setelah abad ke-16).

Sejak abad ke-17, Belanda dan Inggris mulai berdatangan hingga akhirnya pada tahun 1863 Kalimantan berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Di masa Perang Dunia II, berlangsung pendudukan Jepang di Pulau Kalimantan. Akhirnya setelah gerakan Kemerdekaan Indonesia, Kalimantan memperoleh kemerdekaannya dari pasukan Jepang pada tahun 1945. Kemudian pada tahun 1949-1950 Kalimantan mulai menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tiga warga memancing di Sungai Kapuas yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (14/3/2022). (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/rwa.)

Lalu bagaimana wilayah Kalimantan terbagi menjadi tiga negara? Ternyata hal itu terkait dengan zaman penjajahan Belanda dan Inggris. Sebelumnya pada abad ke-15 hingga ke-17 Masehi Kesultanan Brunei Darussalam sempat menguasai wilayah Kalimantan tapi akhirnya kekuasaannya melemah.

Mengutip Britannica.com, penjelajah asal Portugis Ferdinand Magellan ketika berlabuh di Brunei pada 1521 menunjukkan Sultan Bokiah mengontrol seluruh Pulau Kalimantan, Kepulauan Sulu, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Namun pada akhir abad ke-16, terjadi sejumlah permasalahan internal sehingga Kesultanan Brunei tercerai-berai. Lalu pada abad ke-19, kontrol Brunei di Kalimantan kian tak keruan dan hanya menguasai bagian utara dan barat laut.

Sementara itu di bagian selatan Pulau kalimantan, Pemerintah Hindia Belanda memperluas intervensi mereka pada 1815 dan menempatkan Residen di Banjarmasin, Pontianak, dan Sambas. Sedangkan di barat laut, Kesultanan Brunei memberikan sebagian besar wilayah Sarawak kepada petualang Inggris bernama James Brooke pada 1841 sebagai hadiah karena membantu mereka menghadapi pemberontakan.

Seiring berjalannya waktu, Sarawak menjadi kerajaan yang merdeka dari kekuasaan Brunei dan dipimpin oleh orang kulit putih. Wilayah Kalimantan di utara hingga timur laut diambil oleh perusahaan Inggris setelah sebelumnya dikuasai oleh Kesultanan Sulu sejak 1700-an. Orang Inggris terus “menancapkan kukunya” ketika menguasai bagian timur laut pada 1872 dan sebagian besar wilayah tersebut pada 1881.

Konvensi London

Kesultanan Brunei yang semakin tak berdaya pada akhirniya hanya menguasai sedikit wilayah di Kalimantan dan menjadi bawahan Inggris pada 1888. Pada tahun 1906 administrasi pemerintahan Brunei diserahkan kepada Residen Inggris dimana kebijakan mereka wajib disetujui oleh Sultan.

inggris sarawak
Sir James Brooke, Raja pertama di Sarawak setelah dikuasai Inggris. (Wikimedia.org)

Mundur pada tahun 1891, Belanda dan Inggris menyetujui konvensi London yang menyatakan soal garis batas antarnegara. Setelah pendudukan Jepang di Kalimantan pada perang dunia kedua, bagian pulau yang dikuasai oleh Belanda jatuh ke Indonesia setelah masa revolusi dan diproklamirkan secara resmi pada 1950 sebagai salah satu wilayah NKRI.

Sedangkan bagian utara pulau Kalimantan yakni Sabah dan Sarawak jatuh ke tangan Malaysia, walau sempat terjadi konfrontasi dengan Indonesia setelah pembentukan Federasi Malaysia pada 16 September 1963.

Sisanya, Brunei Darussalam yang awalnya ditawari untuk masuk ke dalam Federasi Malaysia tapi menolak dan tetap menjadi bawahan Inggris hingga menjadi negara yang merdeka sepenuhnya pada 1984. Dengan demikian, wilayah Kalimantan hingga kini terbagi menjadi tiga negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya