SOLOPOS.COM - Situs purbakala berupa dinding batu cap tangan darah merupakan objek wisata arkeolog yang terletak di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. (disparbud.fakfakkab.go.id)

Solopos.com, FAKFAK Situs purbakala berupa dinding batu cap tangan darah merupakan objek wisata arkeolog yang terletak di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. 

Situs ini sering disebut sebagai Situs Purbakala Kokas. Masyarakat setempat sering menyebutnya Tapurarang.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Dilansir dari disparbud.fakfakkab.go.id yang diakses pada Sabtu (15/7/2023), pada tempat ini ditemukan banyak cap tangan berwarna merah seperti darah yang terlukis pada dinding-dinding batu di tebing gua yang ada di pinggir laut. Masyarakat juga sering menyebut Tapurarang sebagai lukisan cap tangan darah.

Tidak hanya cap tangan, situs ini juga mencetak lukisan dan gambar lain seperti tulang ikan, bentuk ikan, kecoak, kalajengking, juga tengkorak manusia. 

Selain itu juga ditemukan tengkorak-tengkorak manusia yang berserakan tidak jauh dari Tapurarang. 

Masyarakat mempercayai bahwa tengkorak-tengkorak tersebut merupakan kerangka leluhur dan nenek moyang yang gugur akibat perang Hongi.

Dahulu masyarakat Kokas juga berkebiasaan meletakkan jasad leluhur yang meninggal di tebing batu, gua, tanjung, dan pohon yang dianggap sacral.

Menurut berbagai sumber, cap-cap tangan yang ada di Kokas memiliki kemiripan dengan lukisan dinding yang ada di Kaimana, Sangkulirang, dan Gua Leangleang. 

Dua arkeolog asal Belanda, K.W. Galis dan Josef Roder melakukan penelitian di situs ini. Menurut mereka, situs ini dibuat dengan teknik Stilasi atau penyederhanaan bentuk dengan warna merah, hitam, dan kuning.

Situs ini merupakan lukisan hasil karya manusia pada zaman Megalitikum ribuan tahun lalu. 

Ini adalah contoh pengaruh budaya Austronesia yang ada di Pulau Papua. Lukisan cap tersebut dibuat untuk mengingat peristiwa dan simbol kepercayaan. 

Lukisan dengan gambar Binatang atau Matuto dianggap sebagai pahlawan bagi nenek moyang. 

Tidak hanya di lukisan, simbol tersebut masih dipakai hingga saat ini saat upacara adat, sedangkan cap tangan memiliki arti penolak bala dan pelindung dari kekuatan jahat.

Situs ini tersebar di beberapa tempat seperti Pulau Ugar yang disebut dengan Kampung Ugar dan Tebing Sarfa, di Pulau Arguni disebut dengan Situs Tebing Mampoga, Gua Dudumunir, dan Tebing Risato. 

Di Kokas sendiri, Tapurarang dapat ditemui di Kampung Andamata, Fior, dan Furir di Distrik Arguni, di Kampung Darembang dan Goras di Distrik Mbahamdandara.

Wisatawan yang ingin berkunjung ke situs purbakala yang ada di Pulau Arguni harus menempuh perjalanan 2 jam dari pusat Kota Fakfak menuju ke Distrik Kokas. 

Setelah tiba di Kokas, wisatawan akan melanjutkan perjalanan menuju Pulau Arguni dengan menggunakan longboat.

Jika wisatawan ingin mengunjungi Gua Dudumunir, tidak perlu repot jika sudah ada di Pulau Arguni karena Gua Dudumunir ada di dalam Pulau Arguni.

Di dalam Gua Dudumunir, eisatawan akan menemukan gerabah, tulang manusia, tulang ikan, dan lukisan berwarna hitam di dinding.

Setelah itu wisatawan dapat mengunjungi Tebing Mampoga untuk melihat lukisan berbentuk tangan, jangkar, titik-titik, dan matahari dengan warna kuning dan merah, juga ada tengkorak manusia. 

Selanjutnya ada Tebing Risto yang di dalamnya dapat ditemukan lukisan cadas berwarna kuning dan merah dengan bentuk lukisan abstrak, telapak tangan, dan ikan.

Wisatawan juga dapat mengunjungi situs yang ada di Pulau Ugar dan dapat melihat fragmen gerabah, cangkang kerrang, dan fragmen keramik.

Wisatawan juga dapat mengunjungi Tebing Sarfa yang di dalamnya terdapat lukisan cap tangan dari ukuran yang besar hingga kecil dengan warna merah. Lukisan ini terletak di ketinggian 7-8 meter di atas permukaan laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya