SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Beirut–2 Personel pasukan perdamaian Indonesia akhirnya gagal mencegah bentrok senjata Israel-Libanon yang menewaskan 5 orang. UN Interim Force in Lebanon (UNIFIL) mengakui pasukan Indonesia ada dalam posisi sulit.

“Ketika dua pihak berniat saling tembak, tidak ada yang bisa Anda lakukan,” kata mantan Jubir UNIFIL Timur Goksel seperti dilansir thenational.ae, Kamis (4/8).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Pembelaan terhadap pasukan Indonesia juga diberikan oleh mantan Komandan UNIFIL Mayjen Alain Pellegrini dari Prancis. Menurut mereka, pasukan UNIFIL kerap terjepit dalam situasi, seperti yang dialami tentara Indonesia.

“Jika melindungi Israel, UNIFIL akan dituduh Hizbullah membela musuh. Jika kebalikannya, Israel juga menuduh UNIFIL membantu Hizbullah,” kata Alain.

Lokasi pertempuran pun pas berada di pagar perbatasan. Tayangan televisi menampilkan traktor Israel memotong pohon di wilayah Libanon dengan sengaja melewati pagar perbatasan.

Media-media Libanon mengecam tentara Indonesia karena pergi dengan taksi menyusul bentrok Israel-Libanon. UNIFIL pun memberikan pembelaan.

2 Personel pasukan penjaga perdamaian itu dikatakan sudah berusaha sekuat tenaga menghentikan perang. Akhirnya mereka diperintahkan mundur untuk diganti dengan pasukan UNIFIL lain yang lebih besar.

Televisi Al Manar menampilkan tayangan dua tentara Indonesia itu sampai mengalami dehidrasi karena mencoba menghentikan pertempuran. Warga setempat lalu menolong tentara Indonesia itu dengan minuman dan kendaraan tumpangan.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya