SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Denpasar–Ujian Nasional (UN) SMA dan SMK berlangsung ricuh di hampir seluruh wilayah. Salah satu kasus adalah tertukarnya mata pelajaran yang diujikan. Guna mengusut berbagai masalah tersebut, DPR akan meminta pertanggungjawaban Mendiknas M Nuh.

“Mendiknas akan kita mintai penjelasan, percetakan dan BSNP kita panggil,” kata Anggota Komisi X DPR RI Gede Pasek Suardika di Denpasar, Kamis (25/3).

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Kericuhan UN hampir di seluruh wilayah, menurut Pasek, tidak sesuai dengan janji Nuh yang menjamin berlangsung lancar. Suardika menjelaskan, sebelum menyetujui anggaran UN sebesar Rp 600 miliar, Mendiknas menjamin kelancaran ujian.

“Dulu aja jaminan dari Mendiknas, bahwa UN akan berjalan lancar. Dijamin UN bukan satu-satunya syarat kelulusan dan ada UN susulan,” katanya.

DPR juga meminta percetakan bertanggung jawab atas tertukarnya soal ujian serta rusaknya lembar jawaban komputer (LJK). “Kita sudah mengumpulkan sejumlah masalah UN,” jelas Pasek.

Di Bali, kericuhan mewarnai hari pertama ujian nasional (UN) SMA dan SMK. Soal mata pelajaran Bahasa Indonesia tertukar dengan Bahasa Inggris. Siswa pun kebingungan dengan tertukarnya soal tersebut.

Kericuhan ini terjadi di Kabupaten Karangasem, Bali. Tertukarnya soal UN dialami siswa SMA 1 Karangasem, SMA 1 Bebandem, dan SMA PGRI Karangasem. Di wilayah lain juga terjadi gangguan saat UN dengan kasus yang berbeda.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya