SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional (UN) SD (JIBI/Burhan Aris Nugraha/dok)

UN Online 2015, Disdikpora Gunungkidul mengajukan sembilan sekolah untuk diverifikasi.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul mengajukan sembilan sekolah untuk mengadakan Ujian Nasional (UN) dengan Computer Based Test (CBT).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Sekretaris Disdikpora Gunungkidul Bahron Rosyid mengatakan semula hanya empat sekolah yang diajukan. Namun, setelah ada kajian ulang di lapangan, ada lima sekolah tambahan yang juga akan diusulkan untuk menyelenggarakan UN berbasis komputer.

“Ada beberapa pertimbangan dalam memilih sekolah. Sekolah yang memenuhi kriteria, akan kami usulkan,” ungkap dia kepada Harian Jogja ketika ditemui di Gedung Disdikpora Gunungkidul , Wonosari, Kamis (12/2/2015).

Adapun kriteria yang dimaksud, lanjut dia, yakni sekolah yang sarana serta prasarana memenuhi. Misalnya, ketersediaan ruangan serta komputer yang memadai. Selain itu, kesiapan siswa di setiap sekolah, juga menjadi bahan pertimbangan. Namun, usulan tersebut tidak serta merta disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Nantinya, akan ada tim verifikasi dari kementrian yang terjun ke sembilan sekolah tersebut. Rencananya, tim verifikasi akan turun ke lapangan pekan depan.

“Di Gunungkidul baru sembilan yang siap. Itu pun SMA dan SMK. Sebetulnya ada program serupa untuk SMP, namun di sini [Gunungkidul] belum ada yang siap,” imbuh dia.

Misal usulan tersebut disetujui, lanjut dia, akan ada pembekalan bagi pihak sekolah hingga siswa. Rencananya, akan diadakan uji coba bagi siswa agar terbiasa. Ia optimistis tidak ada kesulitan secara teknis yang dialami siswa. Namun, menurutnya, akan ada pengaruhnya terhadap kondisi psikologis siswa.

Kepala SMKN 3 Wonosari Susianti mengatakan, sudah siap melaksanakan CBT. Ia juga sudah mengikuti penataran mengenai CBT tersebut. Menurut dia, pelaksanaan CBT tidak sepenuhnya online.

“Online itu saat kami mengunduh soalnya. Soal kemudian disimpan di server dan saat siswa mengerjakan, sistemnya offline,” ujar dia.

Ia menambahkan, hasil ujian kemudian dikirimkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan. Hasilnya pun tidak langsung diketahui oleh siswa.

“Kami sedang melakukan persiapan untuk menyambut CBT. Persiapan yang kami lakukan baik dari segi sarana dan prasarana hingga siswa,” ujar dia.

Menurut dia, untuk menyelenggarakan CBT, sekolah minimal memiliki komputer 1/3 dari peserta ujian. Dari kebutuhan 105 unit, SMKN 3 Wonosari baru memiliki 72 unit yang terdiri dari laptop dan komputer. Namun, ada bantuan tablet untuk pembelajaran. Selain itu, sekolah juga harus memiliki jaringan internet dan genset.

“Untuk anak-anak saya kira tidak ada masalah karena teknologinya sederhana. Jika anak bisa menggunakan handphone maka tidak akan mengalami kesulitan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya