SOLOPOS.COM - Ilustrasi ujian nasional paket kesetaraan (JIBI/Dok)

UN 2015 belum dipastikan dilakukan secara online. Sekolah berinisiatif menyiapkan dua skenario.

Harianjogja.com, JOGJA-Standar Operasional Prosedur (SOP) Ujian Nasional (UN) 2015 hingga kini belum turun. Kepastian apakah UN online jadi dilakukan atau tidak, juga belum jelas. Jogja sebagai salah satu kota yang ditunjuk sebagai pilot project (percontohan) UN online pun harus menunggu kepastian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebelum melangkah lebih jauh.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Pekan lalu, 38 sekolah di Jogja yang terdiri dari SMK negeri dan swasta, diusulkan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY kepada Kemendikbud untuk selanjutnya dilakukan verifikasi. Sambil menunggu kepastian terkait pelaksanaannya, beberapa sekolah yang diusulkan mulai berinisiatif membuat dua skenario.

“Kami persiapkan dua skenario dari segi pengawasnya. Pertama, kalau jadi UN online ada 18 orang yang siap mengawasi ujian. Mereka ahli di bidang IT. Kedua, kalau akhirnya kembali dengan ujian tertulis, sudah ada 50 guru yang siap,” kata Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMK Muhammadiyah 3 Jogja, Kustejo, Senin (16/2/2015) kepada wartawan.

Menurutnya dua langkah tersebut perlu dipersiapkan mengingat SOP UN yang urung keluar hingga saat ini. Mengingat waktu yang semakin mendekati UN, sekolah perlu mempersiapkan dua kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Hal yang sama juga dilakukan di salah satu SMK negeri, SMKN 7 Jogja. Selaku Kepala Sekolah setempat, Titik Komah Nurastuti, menyampaikan bahwa sekolah sudah mempersiapkan tenaga pengawas untuk UN mendatang.

“Untuk ujian tertulis, sekolah ada 34 pengawas sementara jika jadi UN online, ada empat pengawas yang siap. Data pengawas akan dikirimkan ke pokja yang membawahi SMKN 7,” aku Titik di sela-sela rapat intern sekolah.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan memberi pembekalan pada pengawas untuk ujian tertulis. “Dari mulai cara pengisian berita acara, ketentuan pelaksanaan ujian, daftar hadir sampai pada tata tertib,” jelas Titik. Sedangkan untuk persiapan UN online, pihaknya belum mengetahui sistem pengawasan yang ditentukan kementerian pusat seperti apa.

SMK Muhammadiyah 3 dan SMKN 7 Jogja merupakan dua di antara 38 SMK yang memenuhi persyaratan jumlah komputer minimal sepertiga dari jumlah peserta ujian. SMKN 7 Jogja memiliki 208 unit komputer dengan jumlah peserta UN sebanyak 274. Sedangkan SMK Muhammadiyah 3 memiliki 190 unit dengan total peserta sebanyak 458.

Menanggapi adanya UN online, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3, Sukisno Suryo, menyampaikan bahwa UN berbasis komputer dapat menguntungkan dari segi pendanaan. Pembiayaan operasional lebih murah karena tidak membutuhkan biaya pencetakan soal. Hanya saja, lanjutnya, pemerintah sejatinya perlu persiapan matang jika memang berniat mengaplikasikan UN online.

“UN ini tanggung jawab pemerintah. Jadi pemerintah harus bantu dan jangan dibebankan pada sekolah. Mestinya dari awal dipersiapkan mengingat tenaga IT di sekolah belum banyak, begitu juga dengan komputernya,” kata Sukisno di ruangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya