SOLOPOS.COM - Ilustrasi produk kerajinan UMKM (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Harianjogja.com, SLEMAN-Memiliki Non-Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah kecil, tahun depan bantuan usaha untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di DIY mencapai Rp300 miliar.

Dibandingkan kota lain, kata Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi UMKM (LPDB-KUMKM), Kemas Danial, jumlah kredit macet di DIY kecil yakni kurang dari 1%. Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan koperasi di DIY menunjukkan arah yang positif.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

“Pada 2014, dana yang disetujui Komisi VI dan XI DPR ada Rp2,65 triliun. Pada pertengahan 2014, Komisi VI DPR menambahkan Rp1 trilun dari APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Perubahan). Total ada Rp3,65 triliun. Sekitar Rp300 miliar di antaranya khusus digulirkan ke DIY,” jelasnya saat ditemui di Temu Mitra Nasional LPDP-KUMKM dengan tema Melalui Temu Mitra Nasional Kita Kuatkan Permodalan KUMKM Guna Menciptakan Lapangan Kerja dan Menekan Angka Pengangguran dan Kemiskinan di The Sahid Rich Jogja Hotel, Jumat (22/11/2013).

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM DIY disebutnya menjadi institusi yang berwenang memutuskan penyaluran dana beserta besaran bantuan pada UKM. Bila dana tersebut cepat terserap, LPDP-KUMKM akan menambah jumlah bantuan pada pertengahan 2014.

Menurut dia, bantuan ini perlu terus disalurkan lantaran terbukti membantu permodalan UMKM. Apalagi, imbuh dia, ada kemungkinan Bank Indonesia meningkatkan suku bunga. Dengan bunga yang tinggi, UMKM kesulitan menambah modal. Pinjaman lunak dari LPDB-KUMKM ini diharapkan dapat menjadi solusi.

“Bukan hanya solusi untuk meningkatkan potensi UMKM tetapi juga penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah kemiskinan,” papar dia.

Pada 2013, kata dia, penyerapan bantuan berkisar 60% dari Rp70 miliar. Menurut dia nilai tersebut terbilang tinggi sebab di awal program, dana yang terserap hanya Rp2 miliar hingga Rp6 miliar.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam kesempatan yang sama mengatakan UMKM DIY memiliki berbagai macam produk unggulan. Hanya, diakuinya masih ditemukan sejumlah kendala yang  dihadapi UMKM.

“UMKM belum tentu dapat penuhi pesanan tepat waktu karena jumlah tenaganya terbatas. Misal sebuah usaha ada 10 pegawai, satu pegawai selesaikan satu produk dalam sehari. Bagaimana jika dapat pesanan 12 produk,” tanyanya.

Sultan menilai selain bantuan modal, UMKM juga perlu mendapatkan bantuan mengenai teknologi tepat guna. Teknologi inilah yang dapat membantu UMKM lebih cepat dan tepat menyelesaikan pesanan sehingga mitra kerja juga merasa puas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya