SOLOPOS.COM - Ulil Abshar Abdalla (wikipedia.org)

Solopos.com, JAKARTA – Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla dilarang masuk Malaysia.

Dalam akun Twitter @ulil yang dikutip, Selasa (14/10/2014), Ulil menyampaikan seharusnya dia dijadwalkan hadir sebagai panel dalam diskusi Religious Fundamentalism Threat in This Century pada Sabtu (18/10/2014) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Tapi ada protes yang disampaikan Persatuan Ulama Malaysia atas kehadiran Ulil. Alhasil protes Persatuan Ulama Malaysia itu berbuah pencekalan bagi Ulil.

“Persatuan Ulama Malaysia (PIM) filed a protest against my participation in the event. And I am banned now from entering Malaysia,” tulis Ulil.

Ulil mengaku merasa sedih atas pencekalan ini. Alasan dia, umat Islam memerlukan dialog menghadapi radikalisme.

I am sad that this ban happens in time when Muslim society needs more dialogue to stem radicalism in their midst. As in Indonesia, trend of Islamic conservatism seems to be increasing in Malaysia. And this is not good news for Muslim in Nusantara. I endured too few bans of appearing on public discussions back home in Indonesia, in Surabaya and Riau,” kicau Ulil lagi.

Sementara, istri Ulil, Ienas Tsuroiya, Selasa, mengatakan ada kekhawatiran Persatuan Ulama Malaysia akan pemikiran suaminya. “Dianggap bisa mempengaruhi kaum muslim di sana, bisa membuat goyah iman. Itu mengada-ada. Sebenarnya banyak yang support suami saya dari Malaysia,” jelanya.

Ines menambahkan, selama ini banyak yang salah paham tentang suaminya. Apa yang dilakukan suaminya bukan menyerang Islam melainkan melakukan otokritik.

“Suami saya cinta Islam seperti yang lainnya. Tapi ada beberapa hal yang perlu dikritik, ini yang kemudian diartikan orang sesat. Padahal banyak yang salah mengerti,” jelas putri ulama NU Gus Mus atau Mustofa Bisri ini.

Terkait hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) minta Ulil introspeksi diri.

“Ya kita menghargai otoritas sebuah negara. Kami tidak boleh mencampuri urusan negara lain, sah-sah saja Malaysia mencekal. Sebagai warga negara yang baik harus taat azas dan hukum di negara mana pun berada. Tentu berdasarkan itu mesti introspeksi diri, merenungkan, muhasabah,” jelas Wasekjen MUI Amir Syah.

Namun Amir hanya menjawab diplomatis saat ditanya, apakah Persatuan Ulama Malaysia meminta rekomendasi ke MUI soal Ulil sebelum meminta pencekalan kepada pemerintah Malaysia.

“Ya secara umum semua hal, meminta pendapat dan saran,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya