SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Pemerintah menduga, kenaikan harga beras dan daging belakangan ini disebabkan ulah para spekulan. Pasalnya, bila dilihat dari sisi stok terbilang sudah mencukupi.

Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu mengatakan, harga rata-rata tertinggi untuk beras premium saat ini mencapai Rp 8.000 per kilogram dan paling murah Rp 6.500 per kilogram.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Sementara itu, Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, Perum Bulog memiliki stok beras 1,4 juta ton. “Ini sesungguhnya dari sisi produksi hitungan sampai akhir tahun masih akan surplus 5,6 juta ton,” ujarnya di kantor Menko Perekonomian, Selasa (31/8).

Suswono melanjutkan, pedagang menilai stok tersebut masih minim sehingga harga beras dipermainkan. “Stok Bulog kecil, jadi pedagang ini berani untuk memainkan harga. Memang angka 1,4 juta ton dari sisi jumlah cukup besar. Tapi pada saat sekarang Bulog tidak bisa menyerap harga beras lagi. Karena ini pedagang besar yang saat ini sudah menyerap gabah dari petani berani memainkan harga,” paparnya.

Ketidakmampuan Bulog menyerap beras saat ini, lanjut Suswono, disebabkan karena harga beras sudah diatas harga pokok pembelian (HPP). “Karena sebenarnya bulog idealnya menyerap saat bulan Februari-Maret saat panen raya harga beras di bawah HPP,” ujarnya.

Berdasar data Kementerian Pertanian, saat ini pasar induk Cipinang terbilang banjir stok beras dari normalnya 2.000 ton per hari, kini menerima pasokan 3.000 ton per hari dan bahkan pernah sampai 4.000 ton per hari. “Jadi tidak ada masalah sisi produksinya meski memang betul ada beberapa yang kena puso,” ujarnya.

inilah/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya