SOLOPOS.COM - Muhammad Fathurahman tengah menyelesaikan pembuatan kap lampu dari bahan batok kelapa di rumahnya, kompleks Masjid Agung, Kauman, Solo. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Dok/JIBI/SOLOPOS)


Muhammad Fathurahman tengah menyelesaikan pembuatan kap lampu dari bahan batok kelapa di rumahnya, kompleks Masjid Agung, Kauman, Solo. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) produk kreatif di Kota Solo mulai membidik pasar ekspor.

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

Selama ini produsen produk kreatif khususnya dari kalangan UKM masih kesulitan menembus pasar ekspor lantaran belum mampu memenuhi kapasitas produksi yang dibutuhkan buyer dari luar negeri, terutama menyangkut kuantitas. Seperti disampaikan perajin limbah koran asal Kadipiro, Siti Aminah.

“Sebenarnya untuk saat ini saya masih fokus memenuhi permintaan pasar domestik. Tapi, saya juga secara perlahan mempelajari bagaimana agar ke depan saya bisa ekspor produk saya,” kata Siti, kepada Solopos.com, Selasa (8/1/2013).

Dia mengatakan, untuk memenuhi pasar domestik setiap bulan pihaknya harus memproduksi kerajinan limbah koran maksimal 500 buah dalam beragam bentuk.

“500 buah per bulan itu sudah sangat banyak dan bisa saya selesaikan dengan 3-4 orang karyawan.”

Siti melanjutkan, untuk mencoba masuk ke pasar ekspor pihaknya rutin mengikuti pelatihan-pelatihan ekspor yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Solo, Bank Exim, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

“Banyak ilmu yang harus dipelajari. Selain mempelajari karakter produk yang diminati buyer, saya juga saat ini sedang mempelajari administrasi ekspor seperti L/C ekspor dan sebagainya. Tapi yang utama yang saat ini saya perkuat adalah bagaimana bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi,” papar Siti.

Dia berharap tahun depan pihaknya bisa melakukan ekspor kerajinan limbah koran sendiri. Sehingga, produk kreatif itu tidak hanya bermain di pasar domestik dia juga bisa bermain di pasar global.

Senada disampaikan perajin limbah batok kelapa, M Fathurahman S. Sudah tiga bulan terakhir ini Fathurahman mencoba mengembangkan limbah batok kelapa menjadi cup lampu hias. Selama ini, dia juga lebih banyak bermain di pasar domestik seperti ke toko lampu dan pusat oleh-oleh.

“Saya berminat untuk mengembangkan pasar produk kerajinan ini ke pasar ekspor. Maka untuk langkah pertama saya ingin menggandeng perusahaan ekspor,” kata Fathurahman.

Selain itu, untuk memperkenalkan produk cup lampu dari batok kelapa itu dia rajin ikut pameran. Kebetulan, UKM binaan salah satu bank pelat merah ini kerap diikutsertakan pameran bertaraf nasional di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya