SOLOPOS.COM - UJIAN NASIONAL-Panitia membagikan naskah soal serta lembar jawaban kepada peserta Ujian Nasional (UN) di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef, Solo, Senin (16/4/2012). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

BAGIKAN SOAL -- Panitia membagikan naskah soal serta lembar jawaban kepada peserta Ujian Nasional (UN) di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef, Solo, Senin (16/4/2012). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO – Tidak adanya soal cadangan dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) menjadi sorotan jajaran Komisi IV DPRD Kota Solo. Ketentuan bahwa soal boleh difotokopi jika ada kekurangan dinilai membuka celah terjadinya kebocoran.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Hal itu ditegaskan Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Solo, Abdul Ghofar Ismail ketika ditemui wartawan seusai melakukan pantauan pelaksanaan hari pertama UN di sejumlah sekolah menengah atas (SMA) di Kota Solo, Senin (16/4/2012). Ghofar mengatakan tidak adanya cadangan soal UN tahun ini sangat menyulitkan, antara lain jika ada lembar soal yang ditemukan dalam kondisi rusak.

Selain sangat merugikan bagi siswa, penggandaan soal UN tersebut rawan terjadi kebocoran. Sebab siswa selaku peserta rugi dalam hal waktu karena saat penggandaan soal UN, tidak ada perpanjangan waktu mengerjakan ujian. “Sementara untuk foto kopi soal kan juga butuh waktu setidaknya sekitar sepuluh menit. Nah, pada saat foto kopi itu juga rawan bocor. Apa pada saat soal difoto kopi ada pengawalan dan pengawasan ketat dari panitia, tim independen atau yang lainnya? Siapa yang bertanggung jawab nantinya jika ternyata soal UN tersebut bocor? Hal itu yang kami sayangkan karena tidak ada soal cadangan tahun ini,” ujar Ghofar.

Ghofar mencontohkan kasus yang hari ini terjadi pada salah satu siswi SMK Sahid Solo yang tidak bisa mengikuti UN di sekolahnya karena sakit. Siswa tersebut terpaksa mengerjakan ujian di RS Brayat Minulya. Namun karena tidak ada soal cadangan, maka siswa harus menunggu sampai segel soal dibuka di kelas tempat siswa itu seharusnya mengerjakan ujian, baru diantarkan ke RS. Sehingga, siswa mengerjakan terlambat 10 menit dari waktu mulai ujian. “Untung saja jarak antara sekolah dengan rumah sakit cukup dekat. Coba kalau rumah sakitnya berada di luar kota, kasihan peserta ujiannya. Belum lagi, soal yang diantarkan itu sudah tidak dalam kondisi tersegel. Karena satu bendel dengan soal lainnya. Kalau seperti itu apa ada jaminan kalau soal tidak bocor,” imbuhnya.

Terkait pelaksanaan hari pertama UN secara keseluruhan, Ghofar menilai relatif lancar. Pihaknya menerima laporan ada enam siswa yang tidak datang untuk ujian karena yang bersangkutan mengundurkan diri. ”Dari pantauan kami di beberapa SMA/SMK, ada enam siswa di SMK Kasatriyan yang mengundurkan diri tidak ikut UN, beberapa di antaranya karena mereka sudah diterima bekerja,” ungkapnya.

Hal senada juga diutarakan Ketua Komisi IV DPRD Solo, Teguh Prakosa. Dari delapan sekolah yang dipantau timnya, dua siswa SMKN 9 Solo dan SMKN 8 Solo tidak mengikuti ujian karena mengundurkan diri. ”Secara umum pelaksanaan hari pertama UN ini lancar, baik sekolah negeri maupun swasta tidak ada yang tidak mengikuti ujian karena terbelit masalah administrasi,” terang Teguh. Dengan mekanisme pembagian ruang yang baru, Teguh menambahkan dalam pelaksanaan UN kali ini tidak ada tidak ada siswa yang mengerjakan ujian sendiri di satu ruangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya