SOLOPOS.COM - UIN Sunan Kalijaga Jogja

Harianjogja.com, JOGJA – Ketua Kelompok Kerja Program Nasional Pencegahan Terorisme Badan Nasional Pencegahan Terorisme BNPT) Nazarudin Umar mengungkapkan, keberadaan Universitas Islam Negeri (UIN) sangat penting dalam upaya melenyapkan kaum minoritas penganut paham radikal yang ingin menggulingkan negara.

“UIN seperti sebuah menara yang ingin dimanfaatkan penganut radikal untuk melebarkan sayap paham yang dianutnya. Maka dari itu, dalam
kesempatan ini kita ajak dialog para mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh dengan paham-paham radikal dan identik dengan kekerasan,”
ujar Nazarudi usai dialog terbuka dengan civitas akademika UIN Sunan Kalijaga (Suka), Kamis (11/12/2014).

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Dalam kesempatan itu Nazarudin juga menjabarkan mengenai paham Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Menurut dia, sangat keliru apabila
mahasiswa dengan begitu saja ikut mendukung paham itu atas nama Islam. Alasannya, menurut dia, ISIS bukan paham perjuangan untuk
membela Islam. Justru kepentingan geopolitik di Timur Tengah menjadi faktor utama yang ditekankan dalam paham itu.

“Jadi ISIS itu sebenarnya bukan upaya memperjuangkan Islam. Tapi lebih membunuh Islam sendiri,” terang dia.

Sebagai pengungkapan faktanya, Nazarudin memberikan penekanan mengenai perjuangan rakyat Palestina dalam menghadapi gempuran
Zionis Israel. Selama ini, lanjut dia, ISIS tak pernah mengaum untuk membela rakyat Palestina dari kekejaman Israel.

“Apakah seperti itu yang dikatakan membela Islam? Faktanya ISIS itu tidak pernah mendukung kemerdekaan rakyat Palestina,” jelas dia.

Selanjutnya BNPT akan mencegah adanya syiar-syiar yang bersifat ekstrem. Lembaga pemerintah itu juga menyorot keras ceramah-ceramah
yang kedengarannya sampai berdarah-darah demi tujuan menarik simpati masyarakat. Nazarudin yakin saat ini ceramah model keras seperti itu
tidak laku di masyarakat.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Magsuddin menambahkan pernyataan untuk memproteksi mahasiswanya dari terjangan
paham-paham radikal. Magsuddin menuturkan, Islam adalah ajaran yang identik dengan sisi kelembutan dan mengutuk kekerasan. Dia
menjabarkan, Nabi Muhammad SAW adalah cerminan dari figur yang selalu memayungi kedamaian untuk semua umat, bahkan kalangan yang
saat itu tidak sejalan dengan nabi.

“Seperti halnya penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan Sunan Kalijaga yang menggunakan metode keramahan. Itulah Islam yang
sebenarnya. Islam itu santun, bukan identik dengan kekerasan,” papar Magsuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya