SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Dedi Gunawan/JIBI/Bisnis)

Twitter Jokowi mencuit peringatan kepada siapapun agar mengabaikan ajakan siapapun dengan mencatut namanya.

Solopos.com, JAKARTA – Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengemukakan, Twitter Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta, siapapun yang mencatut namanya, lalu minta jabatan/proyek agar diabaikan saja merupakan warning supaya tidak dilakukan siapapun.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Yang jelas presiden sudah memberikan warning secara terbuka, dan saya mengamplifikasi dari warning tersebut supaya tidak dilakukan oleh siapapun,” kata Pramono kepada wartawan saat dimintakan penjelasan terkait pernyataan Presiden di media sosial Twitter seusai menghadiri Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Kamis (21/1/2016) petang.

Menurut Seskab, Presiden berulang kali menyampaikan dan meminta kepada para pembantu presiden dan siapapun untuk membangun tradisi baru. Dalam hal ini adalah sebuah sistem pemerintahan yang terbuka, dan tidak ada orang yang bisa mengatasnamakan presiden, termasuk bahkan keluarga presiden sendiri untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan pribadi.

“Presiden berkeinginan betul-betul bahwa pemerintahan bersih itu bisa diwujudkan. Sehingga dengan demikian, Twitter (cuitan) tadi pagi, kebetulan kami mendiskusikan hal tersebut bermakna, bahwa Presiden betul-betul tidak ingin ada orang yang menyalahgunakan nama presiden, kewenangan presiden, wibawa presiden, kekuasan presiden untuk kepentingan pribadi siapapun itu,” jelas Pramono sebagaimana dilansir Setkab.go.id, Jumat.

Seskab menegaskan pernyataan presiden tersebut tidak tiba-tiba. Ia menjelaskan, Presiden Jokowi tidak ingin atas nama tersebut dilakukan. Karena itu, presiden meminta kepada para pembantu terdekatnya yang sehari-hari berada di dalam lingkaran Istana jika hal tersebut terjadi untuk dilaporkan kepada presiden.

“Yang jelas Presiden kan mata telinganya banyak. Presiden punya Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara), presiden punya BIN (Badan Intelijen Negara), presiden punya BAIS (Badan Intelijen Strategis), presiden punya Polri, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), yang semuanya pada punya alat kan, BNN (Badan Narkotika Nasional) juga punya alat. Ya tentunya pasti ada yang lapor kepada presiden mengenai hal tersebut,” jelas Pramono.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pemerintah bersih harus dipraktikkan. Tidak hanya slogan, juga bukan hanya ucapan tapi perbuatan.

Melalui akun Twitter-nya @jokowi yang diunggahnya Rabu (21/1/2016), Presiden Jokowi meminta, siapapun yang mencatut namanya (keluarga/relawan/pejabat/lainnya), lalu minta jabatan/proyek agar diabaikan saja. “Pemerintahan bersih harus dipraktikkan,” tegasnya.

Sementara dalam fan page Facebook-nya, Presiden Jokowi mengemukakan, sudah banyak laporan yang masuk (yang mencatut namanya lalu meminta proyek atau jabatan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya