SOLOPOS.COM - Dua petugas dari Seksi Dokkes Polres Sragen melakukan pengukuran tinggi badan anak balita di Posyandu Mekar Rahayu Maegoasri, Puro, Karangmalang, Sragen, Kamis (15/6/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO — Deputi Advokasi, Penggerkan, dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sukaryo Teguh Santoso, mengatakan partisipasi masyarakat di posyandu adalah kunci penurunan stunting.

“Dalam upaya mendukung percepatan penurunan stunting, partisipasi masyarakat terhadap posyandu menjadi salah satu kunci. Kalau posyandu dibuka di hari tertentu, rasa-rasanya ya wajib lah semua keluarga ikut nyengkuyung, mendukung,” kata Teguh saat dihubungi di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Teguh menyampaikan hal tersebut dalam rangkaian memperingati Hari Posyandu Nasional yang jatuh setiap 29 April.

Menurutnya, partisipasi ibu hamil perlu ditingkatkan apabila ingin menyukseskan program-program di posyandu.

“Artinya, ibu hamil harus datang, ibu dengan bayi di bawah dua tahun (baduta) harus hadir, untuk diperiksa berat, tinggi badan, lingkar kepala, dan aspek-aspek lainnya, jadi kuncinya ayolah datang ke posyandu untuk mewujudkan kesehatan ibu dan anak, termasuk mencegah stunting,” ujar dia sebagaimana dilansir Antara.

Teguh juga menegaskan dalam upaya penurunan stunting, posyandu juga mesti mampu meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat.

“Jadikan posyandu sebagai pusat pelayanan dasar keluarga atau masyarakat yang berbasis di masyarakat paling bawah, gotong royong itulah posyandu,” tuturnya.

Menurutnya, apabila kegiatan posyandu dijalankan dengan baik dan benar, maka stunting dapat dikelola dengan baik, karena termasuk salah satu bagian pencegahan.

“Contoh, posyandu itu kan sasaran utamanya ibu hamil. Nah standar operasional prosedurnya disarankan untuk percepatan penurunan stunting, paling tidak enam kali untuk pemeriksaan ibu hamil yang sebelumnya empat kali. Ini kan dilakukan di posyandu,” kata dia.

Ia juga menjelaskan bahwa program-program BKKBN telah terintegrasi dengan posyandu sejak tahun 1988.

“Sejak awal, tahun 1988 sebenarnya sudah ada integrasi itu, melalui program keluarga berencana, karena posyandu itu kan programnya kesehatan ibu, anak, termasuk bayi, balita, imunisasi, ada keluarga berencana. Artinya, integrasi BKKBN dengan posyandu sudah sejak awal dilakukan,” ucap Teguh.

Ia menambahkan sejak 1985, tanggal 29 April sudah dicanangkan sebagai Hari Posyandu Nasional, sekaligus menandai peresmian pembentukan posyandu oleh Presiden Soeharto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya