SOLOPOS.COM - PERAWATAN -- Salah seorang korban serangan bom di GBIS Kepunton, Solo, dibawa ke RS dr Oen, Kandangsapi, Solo, untuk dirawat beberapa saat setelah insiden terjadi. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Seorang pasien korban bom bunuh diri di BIS Kepunton, Tegalharjo, Jebres yang menjalani rawat inap di RS dr Oen Solo, bernama Hariyoko, 17, menolak pulang kendati sudah dinyatakan sehat oleh dokter.

PERAWATAN -- Salah seorang korban serangan bom di GBIS Kepunton, Solo, dibawa ke RS dr Oen, Kandangsapi, Solo, untuk dirawat beberapa saat setelah insiden terjadi. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Alasannya, remaja yang masih duduk di bangku kelas dua SMK Grafika Solo itu, ingin menemani ayahnya, Ristono, 35, yang masih perlu perawatan. Penjelasan itu disampaikan Manajer Pelayanan Umum RS dr Oen Solo, Willian Tanoyo saat ditemui wartawan, Senin (3/10/2011) siang. “Sampai hari ini (Senin-red) masih ada empat pasien yang menjalani rawat inap. Satu pasien atas nama Hariyoko sebenarnya sudah boleh pulang sejak pekan lalu, tapi yang bersangkutan ingin menemani ayahnya di sini,” katanya.

Selain Hariyoko, seorang pasien bernama Septi Roida, 22, sudah dinyatakan boleh pulang oleh dokter. Mahasiswi Jurusan Ekonomi Tata Niaga FKIP UNS itu dijadwalkan pulang Senin sore atau malam harinya. Keempat pasien yang masih bertahan hingga Senin siang sudah mendapat pendampingan psikolog, termasuk Septi Roida. Sebelumnya perempuan asal Jakarta itu mengaku masih trauma bila melihat alat-alat atau jaringan listrik dan kilatan cahaya. “Semuanya sudah mendapat pendampingan psikolog,” imbuh dia.

William melanjutkan seorang pasien korban bom yang masih dirawat atas nama Ferriana, 44, dengan alamat Jl Malabar Raya No 12 Mojosongo, Jebres. Dari total 24 pasien korban bom GBIS Kepunton yang dilarikan ke RS dr Oen Kandangsapi, Ferrriana yang mengalami luka paling serius. Benda asing diduga kuat berasal dari bom rakitan, menghujam masuk ke tubuhnya hingga bersarang di kandung kemih. Bila terlambat penanganan, luka bisa membahayakan jiwa korban. “Luka Ny Ferriana perlu tindakan segera, makanya dia yang kali pertama menjalani operasi,” terangnya.

Sejak akhir pekan lalu, pasien yang masih menjalani rawat inap dipusatkan di Bangsal Seruni. Selain pendampingan psikolog dari rumah sakit, pihak gereja juga rutin melakukan pendampingan. Saat ditanya mengenai biaya pengobatan dan perawatan, akan ditanggung hingga benar-benar selesai. William belum dapat menaksir selisih biaya pengobatan dan perawatan yang mesti ditanggung pihak rumah sakit. “Untuk rawat jalan checkup kan masih akan terus berjalan hingga benar-benar sembuh. Jadi berapa biaya yang ditanggung rumah sakit belum bisa dipastikan,” pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya RS dr Oen akan menanggung selisih biaya pengobatan dan perawatan pasien. Pasalnya pemerintah hanya menanggung biaya pengobatan dan perawatan untuk kategori kelas III. Padahal tidak sedikit pasien yang masuk pelayanan kelas II dan VIP.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya