SOLOPOS.COM - Murid-murid Sekolah Dasar Kristen (SDK) Satya Wacana mengikuti Jalan Santai Berbusana Nusantara, Selasa (18/4/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Sedikitnya 333 murid Sekolah Dasar Kristen (SDK) Satya Wacana tampak semringah dan antusias mengikuti Jalan Santai Berbusana Nusantara, Selasa (18/4/2023).

Digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini, para murid berkesempatan mengenakan pakaian adat Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke.

Pelepasan rombongan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Nunuk Dartini, S.Pd., M.Si., dan Wakil Rektor Bidang Pengajaran, Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Prof. Dr. Ferdy S. Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., di halaman depan SDK Satya Wacana.

Selanjutnya, para murid berjalan santai menunjukkan keragaman busana Indonesia melalui Jl.Yos Sudarso, Jl. Diponegoro, Jl. Raden Patah, Jalan Cungkup Sari, dan berakhir kembali di SDK Satya Wacana.

Ditemui di sela-sela acara, Ferdy menuturkan kegiatan ini digunakan untuk membiasakan siswa-siswi SDK Satya Wacana sebagai bagian dari Kampus Indonesia Mini. Menurutnya, usia SD merupakan golden time untuk memperkenalkan budaya Indonesia.

“Kegiatan ini pasti akan terkenang hingga dewasa,” terangnya.

Dukungan penuh juga diberikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga atas kegiatan yang diselenggarakan ini. Nunuk Dartini merasa sangat senang dan bangga melihat siswa-siswi SDK Satya Wacana yang nampak antusias mengenakan pakaian adat pilihan mereka.

“Melalui kegiatan ini, anak-anak dapat semakin mengembangkan jiwa nasionalisme dan semakin mencintai budaya bangsa,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SDK Satya Wacana Amrih Gunarto, S.Sn., M.Pd., menyebut bahwa kegiatan Jalan Santai Berbusana Nusantara ini diawali dengan kegiatan upacara dan juga lomba Best Costume yang dimenangkan oleh satu perwakilan siswa dan satu perwakilan siswi di setiap kelasnya.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan kegiatan ini merupakan aktualisasi diri di mana para siswa dapat mengekspresikan diri serta memaknai perjuangan dan budaya Indonesia itu sendiri.

“Kami senang dapat memfasilitasi para siswa dan memberikan ruang untuk luapan perasaan gembira dan semangat serta mimpi yang mereka miliki,” bebernya.

Tak kalah menarik, Jalan Santai Berbusana Nusantara ini juga dimeriahkan oleh para guru, khususnya guru laki-laki dengan konsep berpakaian seperti prajurit. Menurut Amrih Gunarto, busana ala prajurit dipilih dengan makna bahwa guru-guru akan senantiasa mengawal para murid untuk meniti masa depan.

“Mengawal anak-anak sehingga berjalan sampai tujuan,” ujarnya.

Salah satu murid, berbekal tameng dan Mandau khas Dayak, Kalimantan, Lionell Evando Raharjo berhasil membawa pulang piala Best Costume. “Seneng banget bisa jalan santai pakai kostum walaupun capek,” kata murid kelas VI ini.

Lainnya, ada juga Griselda Vilia Callysta yang terlihat cantik mengenakan baju bodo, pakaian adat Makassar, Sulawesi Selatan.

“Senang sekali bisa memperkenalkan baju adat Sulawesi Selatan kepada teman-teman,” ungkap siswi kelas IV SD yang juga meraih piala Best Costume ini.

Rekomendasi
Berita Lainnya