SOLOPOS.COM - Sejumlah karangan bunga diletakkan di depan Kantor Pusat Trigana Air Service, Jakarta, Selasa (18/8/2015). Trigana Air dinyatakan hilang kontak pada Minggu (16/8/2015) sore dan ditemukan hancur setelah menabrak Gunung Tangok di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Trigana Air hilang dan ditemukan jatuh di Papua. Kini masih ada 39 jenazah korban Trigana yang belum teridentifikasi.

Solopos.com, JAYAPURA – Identifikasi 39 jenazah korban jatuhnya pesawat Trigana Air di Papua menunggu hasil tes (deoxyribonucleic acid) DNA yang dilakukan di Jakarta.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

“Tes DNA tidak bisa cepat selesai karena dilaksanakaan di Jakarta sehingga Polda Papua tinggal menunggu hasilnya,” ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua Kombes Pol Ramon Amimandi Jayapura, Senin (24/8/2015).

Dia menjelaskan sambil menunggu hasil tes DNA, pihaknya juga terus mengambil data tambahan dari keluarga korban untuk memperbesar kemungkinan teridentifikasinya jenazah selain dari DNA.

Polda Papua, katanya, akan meminta data ante mortem (data korban semasa hidup) kepada keluarga korban agar memudahkan proses identifikasi.

Ramong, seperti dilansir Antara, Senin, mengungkapkan pengiriman sampel DNA korban telah dilakukan sebagian dan dalam waktu dekat seluruh akan dikirim ke Jakarta untuk segera diperiksa.

Polda Papua telah mengirim sampel DNA 14 korban dan 39 sampel DNA pembanding pada Sabtu (22/8/2015) dan besok akan dikirim sampel DNA lainnya ke Jakarta.

Sejauh ini, Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Polda Papua hingga Senin telah berhasil mengidentifikasi 15 jenazah yakni Obed Trupan, Yusran, Amran, Teguh Warisman Saleh, Emilia Gobai, Milka Kayarmabin.

Selain itu, Oscar Mangontoh, Hasanuddin, Martinus Aragai, Terianus Salawala, Boni Wori-Wori, Wendepan Bamulki, Asirun, Dita Amelia Kurniawan, dan Agustinus Luwanmase.

Diberitakan sebelumnya, pesawat Trigana Air ATR 42-300 dengan rute Jayapura – Oksibil, mengalami kecelakaan di Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, pada Minggu (16/8/2015).

Total penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 54 orang dipastikan tewas dalam kejadian tersebut. Hingga kini masih 39 jenazah yang belum bisa dikenali Tim DVI Polda Papua.

Pada bagian lain, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta penerima Dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kabupaten Bintang, Papua, bersabar.

Khofifah menjamin mereka akan tetap menerima dana tersebut meski empat petugas PT Pos Indonesia yang tengah membawa dana Rp 6,5 miliar, turut menjadi korban jatuhnya pesawat Trigana Air.

“Kita semua berduka atas kecelakaan tersebut. Empat staf PT Pos yang jadi korban tengah menjalankan tugas negara. Saya juga menghadiri pemakaman salah satunya di Papua,” kata Mensos seusai meninjau penyaluran dana PKH kepada 818 keluarga di Kantor Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Minggu (23/8/2015).

Meski dana PSKS untuk Kabupaten Pegunungan Bintang ikut hancur dalam musibah tersebut, Mensos memastikan dana tersebut sudah diasuransikan. Para calon penerima akan segera mendapatkan haknya.

Pihaknya mengaku masih kesulitan menemukan cara lain penyaluran dana PSKS agar lebih efektif, terutama di daerah-daerah terpencil.

“Betapa sulit menjangkau daerah terpencil yang harus melintasi pegunungan, hutan dan bahkan kepulauan. Empat staf PT Pos yang jadi korban itu rencananya akan berada di Pegunungan Bintang hanya untuk mendistribusikan dana,” pungkas Khofifah dikutip dari Detik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya