Tri Indonesia Siap Garap Layanan LTE

Solopos.com, BANDUNG– PT Hutchinson 3 Indonesia, operator penyedia jasa komunikasi Tri, menyatakan siap menggelar layanan seluler generasi keempat (4G) berbasis teknologi Long Term Evolution (LTE) secara komersial di Tanah Air.

Presiden Direktur Hutchinson 3 Indonesia Manjot Mann mengatakan pihaknya telah mempunyai kesiapan infrastruktur maupun teknologi yang telah dikembangkan perseroan untuk menyediakan layanan data berbasis LTE.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

“Tetapi, itu [penyelenggaraan layanan LTE] juga tergantung dari regulator dalam memberi tambahan frekuensi di spektrum yang ditetapkan untuk LTE nanti,” ucapnya, Selasa (26/11/2013).

Adapun, dalam rencana penerapan teknologi LTE, pemerintah  mengisyaratkan bakal dilaksanakan di spektrum 1.800MHz, di mana  kepemilikan frekuensi ideal
oleh operator minimal 20MHz. Sementara kepemilikan frekuensi Tri di spektrum 1.800 MHz baru 10 MHz.

Dari sisi kapasitas jaringan yang dimiliki perseroan sejauh ini mencapai 42 mbps yang didukung dengan 14.000 unit base station transceiver (BTS) berbasis node-B untuk 3G dari sekitar 30.000 unit BTS yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia.

Manjot berharap agar dalam pembagian frekuensi untuk penerapan LTE nanti, pemerintah lebih adil dan mempertimbangkan penetrasi perseroan dalam penyediaan akses layanan data pada beberapa tahun terakhir di Indonesia.

Wakil Presiden Komisaris Hutchinson 3 Indonesia Erick Thohir menambahkan, perseroan belum merencanakan aksi konsolidasi dengan operator lain untuk memenuhi batasan ideal kepemilikan frekuensi 20 MHz agar bisa menyelenggarakan layanan 4G LTE.

“Untuk waktu dekat ini, belum ada rencana merger atau akuisi, tetapi kita juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan hal tersebut,” katanya.

Sekedar diketahui, Erick Thohir yang juga merupakan Presiden dari sepakbola Inter Milan itu masuk dalam jajaran komisaris PT Hutchinson setelah mengakuisisi 35% saham milik perseroan pada awal tahun ini.

Sementara itu, untuk lebih memperkuat pangsa pasar layanan data Tri yang ditargetkan mencapai 13% secara nasional, perseroan mengoptimalkan pemasaran produk
perseroan melalui pola umbrella campaign pada 33 kota di Tanah Air.

Bhuwan Kulshresta, Chief Commercial Officer Hutchinson 3 Indonesia, mengatakan pola pemasaran itu bakal dilakukan secara berkelanjutan  hingga
Juli 2014 melalui pertunjukan teater yang memanfaatkan  teknologi 3D.

Sejauh ini, pola pemasaran produk perseroan yang bertajuk 3030 show tersebut telah digelar di tujuh kota yang tersebar di Sumatra dan Jawa
Barat, yakni Palembang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Padang, Cirebon, Sukabumi dan Bandung.

“Pengembangan pasar layanan data di Indonesia terus kami lakukan, dan inovasi pengenal produk
melalaui program 3030 show merupakan bentuk investasi kami untuk mendukung hal tersebut,”
ucapnya.

Kendati demikian, Bhuwala enggan memaparkan secara resmi besaran investasi yang digelontorkan perseroan untuk menyelenggarakan metode pemasaran bersifat
sell out tersebut.

Selain telah memiliki akses data  mencapai 42 mbps, perseroan juga mennyatakn telah melakukan inovasi  penciptaan ekosistem mobile broadband melalui layanan AlwaysOn, PakeTri, Next Generation (Angie), BimaTri, TRIms serta Indie+.

“Pemegang saham Tri sangat senang dengan langkah pengembangan dan inovasi yang kami lakukan untuk memperkuat pangsa layanan data di Indonesia,” katanya.

Adapun, PT Hutchison 3 Indonesia merupakan bagian dari Hutchison Asia Telecom yang juga menyediakan jasa layanan telekomunikasi di Vietnam, Sri Lanka, Australia, Denmark, Hong Kong, Italia Macau, Swedia, Inggris, dan Irlandia.

Andi Djoewarsa, Head of Brand and
Communication Tri Indonesia, menjelaskan sistem pemasaran produk dengan skema umbrella campaign, juga dimaksudkan agar interaksi antara perseroan dengan pengguna layanan yang disasar bisa lebih dekat.

Menurutnya, sistem pemasaran yang diklaim pertama di Indonesia itu lebih efektif jika dibandingkan dengan pengenalan produk melalui media konvensional.