SOLOPOS.COM - Menara kontrol Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo yang juga melayani operasional penerbangan Bandara Internasional Adi Soemarmo. (JIBI/SOLOPOS/R. Bambang Aris Sasangka)

Transportasi udara Solo, Bandara Adi Soemarmo memiliki infrastruktur memadai untuk menjadi penghubung.

Solopos.com, SOLO–Bandara Adi Soemarmo direncanakan menjadi simpul penerbangan untuk menghubungkan dengan Indonesia bagian timur. Hal ini karena lokasi dan infrastruktur bandara Solo ini sangat memadai.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Manager Operasi dan Teknik Angkasa Pura (AP) I Bandara Adi Soemarmo, Yaka Sulistya W., menyampaikan potensi menuju Indonesia bagian timur sangat besar. Namun akses dari Jateng masih sangat minim.
Menurut dia, akses dari Jakarta atau Jogja polanya masih harus transit sehingga membutuhkan waktu lebih lama. Apalagi kapasitas Bandara Adi Soemarmo cukup besar dan mampu menampung pesawat berbadan lebar atau wide body.

“Jadwal penerbangan di Bandara Adi Soemarmo masih longgar, sehari baru ada 19 jadwal penerbangan sehingga masih sangat memungkinkan untuk ditambah lagi. Bahkan untuk penerbangan internasional pun, bandara kami siap,” ungkap dia saat ditemui Solopos.com di Kantor Bandara Adi Soemarmo, Rabu (4/11/2015).

Yaka melanjutkan jumlah penumpang saat ini sudah naik menjadi lebih dari 2.000 orang per hari dari biasanya 1.500 orang-1.600 orang per hari. Pihaknya juga terus berupaya meningkatkan pembukaan rute baru dan mengintegrasikan bandara dengan Stasiun Purwosari dengan menyediakan shuttle bus untuk menarik lebih banyak penumpang.

Dia juga berharap kepala daerah mendukung kemudahan akses menuju bandara, seperti pelebaran jalan, pemasangan penerangan jalan, dan infrastruktur lainnya. Apalagi Bandara Adi Sutjipto Jogja akan direlokasi sehingga memberi peluang pengembangan Bandara Adi Soemarmo.

“Kesempatan ini jangan disia-siakan karena perkembangan bandara akan mampu memicu pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya. Hal ini karena kalau peluang ini tidak ditangkap, perkembangan Solo akan semakin tertinggal dari Jogja,” ujar Yaka.

Oleh karena itu, pada Kamis (12/11/2015), AP I berencana mengadakan focus group discussion (FGD) dengan maskapai penerbangan, pemerintah daerah, dan pelaku pariwisata untuk merumuskan aksi yang perlu dilakukan guna meningkatkan dan mengembangkan potensi daerah.

Sementara itu, dia juga mengungkapkan pemeriksaan penumpang di screening check point (SCP) semakin ketat. Menurut dia, penumpang harus melepas ikat jaket, topi, pinggang, dan benda logam lainnya saat melewati SCP. Selain itu, calon penumpang juga dilarang membawa korek api di bandara atau pun pesawat. Hal ini untuk menjamin keamanan dan keselamatan calon penumpang sejak berada di daerah steril.

“Aturannya sudah lama tapi ini sudah tidak ada toleransi lagi sehingga calon penumpang diharapkan bisa mempersiapkan supaya pemeriksaan lebih cepat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya