SOLOPOS.COM - Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang, salah satu pelabuhan utama di Indonesia. Industri logistik di Indonesia diyakini masih terus tumbuh dengan baik, namun membutuhkan dukungan penyediaan infrastruktur penunjang yang memadai. (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Pembangunan infrastruktur yang memiliki nilai proyek besar diharapkan bisa diikuti BPD di berbagai daerah.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) bersinergi untuk meningkatkan daya saing di sektor pembiayaan infrastruktur.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Dalam pidato peresmian Program Transformasi BPD, Presiden Jokowi menjelaskan pembangunan infrastruktur berbagai daerah sudah bergulir. Sayangnya, BPD belum dapat berperan banyak di dalamnya karena nilai proyeknya sangat besar.

“Kita ingin BPD kita besar, kita ingin BPD kita kuat, kita ingin BPD kita lincah menangkap peluang. Jangan peluang bersliweran depan mata tidak bisa diambil oleh BPD karena permodalannya kurang kuat,” katanya di Istana Negara, Selasa (26/5/2015).

Program transformasi BPD bekerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Dalam Negeri, Asosiasi Bank pembangunan Daerah serta mendapat dukungan Gubernur dan DPRD setiap daerah. Diharapkan ini menjadi kesempatan bank daerah semakin kuat modal.

“Gubernur tidak usah ragu menyuntikkan modalnya. Bupati, Walikota, DPRD jangan sulit-sulit menyetujui, [kan sudah] jelas arahnya kemana,” pinta Presiden. Mengenai bentuk sinergi BPD, Jokowi menyerahkan kepada pemangku kepentingan untuk membicarakan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad, mengatakan dimulainya program Transformasi BPD diharapkan mengalami pertumbuhan aset 20% per tahun. Selain itu pada 2025 menjadi tuan rumah di daerah masing-masing.

“Melalui program transformasi dimaksudkan sepuluh tahun ke depan BPD menjadi tuan rumah di daerah masing-masing. Aset tumbuh 20% per tahun,” katanya.

Ada enam strategi yang akan ditempuh untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis dan risiko yakni pengembangan produk, pengelolaan layanan, pengembangan pemasaran, pengelolaan jaringan, pengelolaan portofolio dan penguatan likuiditas dan permodalan.

Strategi itu akan dikembangkan, dikoordinasikan, dan disinergikan oleh Strategic Group BPD agar tercipta efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisnis serta risiko baik di level grup maupun setiap bidang. Dengan pembentukan strategic group, BPD tetap independen namun bersinergi dalam pengembangan dan platform operasi bisnisnya.

Ketua Asosiasi BPD, Eko Budiwiyono, menjelaskan sinergi sudah dimulai dengan produk bersama Simpeda dilanjutkan dengan mobile banking, internet banking, dan platform semua BPD.

Sepuluh BPD sudah bergabung dalam penyatuan produk di antaranya DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Jabar, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah. Sekitar 15 BPD lainnya masih dalam proses bergabung. “Sepuluh BPD sudah [bergabung], 15 sudah menyatakan bergabung, dan ini 10 terus kita lanjutkan sampai semua bergabung,” katanya.

Eko menambahkan, yang paling penting dalam tranformasi ini adalah menggalang komitmen penyertaan modal karena selama ini Bank milik daerah masih lemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya