SOLOPOS.COM - Aksi keprihatinan RIP Angeline di arena Car Free Day Kota Solo, Minggu (21/6/2015). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Tragedi pembunuhan Angeline atau Engeline kian terbuka di pengadilan. Saksi polisi menyebutkan Agustay pernah mengatakan Margriet sebagai otak pembunuhan Engeline.

Solopos.com, DENPASAR — Saksi polisi dari Polresta Denpasar, Bali, membenarkan pernah mendengar ucapan Agustay Handamay yang mengatakan Margriet Ch Megawe adalah otak pelaku utama pembunuhan Angeline atau Engeline, 8, yang ditemukan dikubur di halaman rumahnya.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

“Saya mendengar ucapan itu saat Agustay Hamdamay diperiksa di Polresta Denpasar yang didampingi tiga pengacara di antaranya Haposan Sihombing,” ujar Paulus Muljano saksi polisi dari Polresta Denpasar di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (8/12/2015).

Paulus mengaku mendengar Agustay mengatakan pembunuh sebenarnya Engeline adalah Margriet Megawe. Pada 16 Mei 2015 pukul 12.30 Wita, Agustay mendengar Engeline menangis karena kesakitan. Kemudian, Agustay dipanggil Margriet dan melihat Engeline rambutnya dijambak ibu angkatnya untuk dibenturkan ke lantai. Setelah itu, Agustay mendekat dan memeluk Engeline karena kasihan.

Agustay disuruh Margriet mengambil sprai dan tali untuk membungkus dan mengikat leher Engeline dengan menggunakan tali itu. Kemudian, Margriet memerintahkan Agus memperdalam tanah yang sudah berlubang dan meminta Agustay membungkus jenazah Engeline.

Agustay juga mengatakan kepada polisi bahwa Margriet memintanya membuka baju berwarna hitam dan celana jeans yang dikenakan Margriet untuk dimasukkan ke lubang jenazah korban. Dalam dakwaan disebutkan Margriet pada 15 Mei 2015 memukul korban hingga kedua telinga dan hidung mengeluarkan darah.

Kemudian, pada 16 Mei 2015 Pukul 12.30 Wita, Margriet memukul korban dengan tangan kosong dan membenturkan kepala korban ke tembok sehingga Engeline menangis. Margriet memanggil Agustay ke kamarnya dan Agustay melihat Margriet sedang memegang rambut korban dan selanjutnya membantingkannya ke lantai sehingga korban terjatuh ke lantai dengan kepala bagian belakang membentur lantai setelah itu korban terkulai lemas.

Margriet kemudian mengancam Agustay agar tidak memberitahu orang lain kalau dia memukul Engeline, dan dijanjikan imbalan uang Rp200 juta pada 24 Mei 2015, apabila menuruti keinginnanya. Agustay kemudian diminta Margriet untuk mengambil sprei dan seutas tali untuk diikatkan ke leher Engeline. Agustay lalu disuruh mengambil boneka barbie milik Engeline dan meletakkannya di dada Engeline.

Margriet menyuruh Agustay membuka baju dan meletakkannya di atas tubuh Engeline, kemudian menyuruh memperkosanya. Agustay menolak dan berlari ke kamarnya. Agustay kemudian mencuci tangannya dan membuka celana pendeknya serta mengambil korden warna merah yang diserahkan kepada Margriet dan ditaruh di dekat korban. Kemudian, Margriet menyuruh membakar rokok dan menyulutnya ke tubuh korban. Agustay menolak dan membuang rokok itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya