SOLOPOS.COM - Situasi tragedi lempar jamrah di Mina, Kamis (24/9/2015). (Twitter.com/@UtdIndonesiaBDGwww.alriyadh)

Tragedi di Mina menewaskan sekitar 701 orang dan 850 orang luka-luka.

Solopos.com, MINA — Sebanyak 717 orang tewas dan 863 lainnya luka dalam tragedi Mina saat jutaan jemaah haji berjalan hendak ke lokasi lempar jumroh. Pemerintah Arab Saudi akan melakukan investigasi atas musibah itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kami akan melakukan investigasi mengingat bahwa ini merupakan suatu musibah,” kata Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi Mansour al-Turki dalam jumpa pers seperti dilansir dari Al-Jazeera, Kamis (24/9/2015)  sebagaimana dikutip Detik.

Menurutnya, pemerintah Arab Saudi selalu melakukan evaluasi dan perbaikan atas layanan haji setiap kali tiba musim haji. Tragedi di Mina diakui bukan musibah yang pertama kali terjadi. “Kami meminta kepada mereka mematuhi aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh jemaah,” ujarnya.

Dalam jumpa pers itu, pemerintah juga menyampaikan belasungkawa atas korban tewas dan berdoa semoga jemaah yang luka bisa diberikan kesembuhan.

“Seperti yang diketahui bersama gelombang yang menuju ke lempar jumrah ini telah diatur dengan baik, sehingga mereka yang berada di dalam kemah itu akan keluar sesuai jadwal yang diberikan,” tuturnya.

Kesaksian Jemaah Kloter Solo

Jemaah haji Kloter 46 Embarkasi Donuhudan, Koentoro G.S., 69, menuturkan setelah wukuf di padang Arafah pada Rabu (23/9), dirinya beserta rombongan melanjutkan mabit (bermalam atau berhenti sejenak) di Muzdalifah.

“Pukul 01.00 waktu Arab Saudi [Kamis (24/9) pagi] kami mulai jalan kaki dan melempar jumrah [Aqabah] pukul 03.00 WAS. Setelah itu kami kembali ke pemondokan dan tiba pukul 05.00 WAS,” kata pria asal Kabupaten Pemalang itu melalui pesan singkatnya kepada Espos.

Dirinya beserta rombongan baru mengetahui berita tentang kejadian di Mina pukul 11.00 WIB. Berita didapat dari pesan berantai yang kemudian menyebar ke jemaah haji asal Indonesia.

Koentoro yang berangkat haji bersama sang istri Endang Kaswinarni, 63, memilih lempar jumrah pada dini hari untuk menghindari desak-desakan.

“Saya, istri dan rombongan memang sudah niat menghindari berdesak-desakan dan cuaca panas pada siang hari. Terlebih istri saya belum pulih 100% karena sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit [RS Arab Saudi] akibat musibah crane, beberapa waktu lalu,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya