SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pasar Dugderan Semarang. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Soloposcom, SEMARANG — Tradisi Dugderan yang digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), untuk menyambut datangnya bulan puasa atau Ramadan, bakal berlangsung lebih meriah pada tahun ini. Hal ini dikarenakan tradisi Dugderan akan turut dimeriahkan dengan pertunjukan bedug raksasa dan gunungan ganjel rel.

Tak hanya itu, kirab budaya juga akan digelar saat acara Dugderan nanti. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kirab budaya akan digelar mulai dari Balai Kota Semarang hingga ke Masjid Agung Kota Semarang.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan prosesi Dugderan akan digelar dua hari sebelum puasa. Namun sebelum acara Dugderan, kemeriahan menyambut bulan puasa akan diisi dengan Pasar Dugderan yang digelar di Alun-alun Kota Semarang, mulai Rabu (28/2/2024).

Ita, sapaan Wali Kota Semarang, menjelaskan layout Pasar Dugderan telah disusun dan disampaikan ke pedagang yang hendak memeriahkan. Selain itu, prosesi halaqah juga akan ditata, sehingga lebih tertib dan bagus.

Apalagi saat ini Kampung Melayu, Kota Lama, dan Kauman, yang lokasinya tak jauh dari Pasar Dugderan juga telah ditata apik. Sehingga, Dugderan bisa menjadi kekayaan budaya yang siap ditawarkan ke wisatawan.

“Saya sudah mengundang seluruh [partisipasin] yang akan melakukan kegiatan biar tahu. Sehingga harus semua pihak mendapatkan lokasi yang terbaik dan strategis. Terus seremonial halaqah, saya minta lebih bagus, lebih tertib, karena ini kan memang tontonan acara tahunan. Apalagi penyerahan roti ganjel rel digelar di tengah lapangan, dengan bedug yang besar. Ini menunjukkan kekayaan budaya Kota Semarang yang harus dilestarikan,” ujar Ita.

Warak Ngendog

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengatakan Dugderan merupakan prosesi tahunan yang menjadi kearifan lokal Ibu Kota Jawa Tengah. Kegiatan yang mengedepankan akulturasi budaya melalui Warak Ngendog ini sudah menjadi budaya masyarakat Kota Semarang saat menyambut bulan suci Ramadan.

“Kita akan kemas lebih oke lagi. Insyaallah untuk penyerahan dan pembacaan suhuf halaqah, kami akan coba ubah setting-nya. Kami pamerkan pemukulan bedug raksasa,” kata Wing.

Sementara untuk memecah keramaian, akan ada gunungan ganjel rel besar di dekat bedug sebagai ciri khas makanan Kota Semarang tempo dulu. Kemudian, akan ada empat gunungan ganjel rel kecil di empat sisi alun-alun.

“Sehingga, masyarakat tidak perlu saling berdesakan. Prosesi suhuf halaqah rombongan wali kota akan lebih oke lagi,” ucapnya.

Dugderan 2024 juga akan semakin meriah dengan adanya kirab budaya, yang akan dilaksanakan mulai dari Balai Kota Semarang menuju ke Masjid Agung Semarang. Bahkan, kirab itu turut melombakan bergada dari 16 kecamatan di Kota Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya