SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo dalam wawancara eksklusif Mata Najwa: Ganjar Pranowo dan Piala Dunia yang diunggah di Youtube Najwa Shihab, Selasa (4/4/2023) siang.

Solopos,com, SOLO — Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengakui sikapnya menolak Timnas Israel untuk bermain di Indonesia saat Piala Dunia U-20 hingga berbuntut pembatalan merupakan bukti loyalitas kepada partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Ganjar mengakui sikapnya itu berbeda dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta semua pihak untuk tidak mencampurkan kepentingan politik dan olahraga. 

Promosi BRI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu Uang Hilang di Medsos

Hal itu disampaikan Ganjar saat menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif Mata Najwa: Ganjar Pranowo dan Piala Dunia yang diunggah di Youtube Najwa Shihab, Selasa (4/4/2023) siang.

“[Bukti] loyalitas ke partai, tidak hanya loyalitas, tapi sikap yang jelas dan konstitusional, [sesuai] regulasi, dan aturan [negara],” ucapnya. 

Ganjar menyebut penolakan itu sedianya sudah berlangsung lama, bukan last minute seperti yang disampaikan media. Namun, baru setelah dirinya dan Gubernur Bali, Wayan Koster bersikap, isu tersebut menghangat.

“Kan semua tidak tahu saat bidding [venue Piala Dunia U-20] awal 2019, tidak pernah berpikir akan masuknya Israel ke pra-kualifikasi, publik juga tidak dapat informasi lebih banyak. Tahunya setelah 9 bulan [sebelum event Piala Dunia berlangsung] Israel masuk,” tuturnya.

Setelah mengetahui Israel lolos, Ganjar menyebut PDIP telah mengupayakan penolakan dan lobi. Kendati begitu, tak ada perkembangan sehingga membuatnya buka suara.

“Saya rasa tidak ada progress, semua [partai] bersuara, sepakat punya pemikiran sama [menolak Israel]. Saya tidak tahu sedetail apa partai menolak, tapi entah tidak mendapatkan respons dengan baik atau tidak, tapi sepertinya kejadian ini [statement Ganjar] memang harus terjadi. Karena partai kami punya sikap, partai kami [sebenarnya] sudah negosiasi dengan pemerintah,”

Ganjar mengaku tak diminta langsung oleh Ketua Umum [Ketum] PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk menyampaikan penolakan. Ia juga menampik statement-nya itu untuk mengamankan tiket pencalonan presiden yang belum dikantonginya dari Ketum.

“Saya [bersikap menolak] sebagai kader partai, dan juga gubernur, bukan urusan yang lain,” jawabnya ketika ditanya ihwal tiket pencapresan.

“Orang boleh menilai apapun, sampai hari ini, orang menunggu, keputusan itu urusan Bu Mega. Saya sebagai kader partai mengamankan sikap partai, [Ketum] meminta kader mengamankan itu, Koster bergaung, lalu Ganjar,” tukasnya.

Ihwal beda sikap dengan Jokowi, Ganjar mengaku sebelumnya sudah menyampaikan rencana penolakannya itu lewat sejumlah menteri.

“Secara langsung tidak, saya izin melalui beberapa pintu, beberapa menteri saya sampaikan, saya akan mengeluarkan statement. Mungkin beliau punya pandangan tidak sama dengan saya,” kata dia.

Ia mengaku sikapnya yang berbeda dengan Jokowi hingga membuat Jokowi pusing, sah-sah saja karena Jokowi juga manusia biasa yang telah menyiapkan event tersebut dari awal.

“Karena dari awal ‘kan tidak ada yang tidak setuju [jadi venue Piala Dunia U-20]. Tapi, kalau israel tidak ikut ini sudah jadi pesta pora kita.  Karena ‘kan enggak ada yang menolak.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya