SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bandung--Ribuan buruh Bandung Raya menggelar unjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (6/1), menolak ASEAN – China Free Trade Agreement (ACFTA). Mereka menilai keberadaan ACFTA bakal mengancam industri dan perburuhan di Indonesia.

Unjuk rasa para buruh itu mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian. “Aksi penolakan ini juga sebagai bentuk kekecewaan dan kekhawatiran buruh terhadap dampak ACFTA di masa mendatang antara lain banyaknya industri yang gulung tikar dan maraknya PHK,” kata Ketua SPSI Jawa Barat Roy Jinto dalam orasinya.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Aksi tersebut didukung massa dari SPSI, GOBSI, Gaspermindo, FSBI, Serikat Pekerja Nasional serta beberapa organisasi dan perhimpunan buruh lain.

Dalam aksi tersebut, para buruh memajang poster foto Wapres Boediono, Menkeu Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu serta poster Menakertrans Muhaimin Iskandar.

Di sampingnya, tertulis juga poster yang berisikan tuntutan buruh kepada pemerintah untuk menolak dan membatalkan ACFTA, serta kritikan terhadap Tim Ekonomi Indonesia serta kinerje Menakertrans Muhaimin Iskandar.

“Pemerintah jangan memaksakan kebijakan yang bisa merugikan rakyat, buruh dan industri dalam negeri. Tolak dan batalkan kesertaan Indonesia dalam ACTFA,” kata Roy Jinto.

Menurut Roy, ACFTA akan mendorong serbuan produk China ke Indonesia sehingga akan mengancam daya saing produk dalam negeri karena harga produk China yang rendah.

Kondisi tersebut, kata Roy, akan mengakibatkan banyak industri dalam negeri gulung tikar sehingga berimbas terhadap ancaman PHK besar-besaran dalam beberapa tahun ke depan.

“ACFTA merupakan ancaman serius yang jelas  bisa membahayakan perekonomian Indonesia,” katanya.

Menurut dia, Indonesia  belum siap masuk ACFTA. Para buruh mengritisi kebijakan pemerintah Indonesia yang memaksa masuk ACFTA tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi perekonomian dan industri dalam negeri.

“Perjanjian itu hanya akan menuntungkan China karena mereka sudah siap,” kata Roy.

Aksi para buruh tersebut menutup Jalan Diponegoro Kota Bandung. Beberapa pimpinan organisasi buruh silih berganti berorasi yang intinya menolak perdagangan bebas.

“Pemerintah sendiri belum siap, nasib buruh dipertaruhkan. Kami akan terus menuntut pemerintah untuk mengkaji kembali keputusan itu,” kata Dharma, salah seorang korlap dari Gaspermindo.

Aksi para buruh yang menolak ACFTA juga menyebabkan acara peluncuran beras untuk keluarga miskin (Raskin) tingkat nasional yang dihadiri Menko Kesra Agung Laksono dialihkan ke bagian belakang Gedung Sate.

Sementara itu aparat kepolisian mengerahkan lebih dari empat kompi Dalmas dilengkapi dengan beberapa unit kendaraan Rantis dan satu unit “water cannon”.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya