Semarang (Solopos.com)--PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pelaksana pembangunan jalan tol Semarang-Solo akan mengoperasikan jalan tol seksi I Semarang-Ungaran sepanjang kurang lebih 11 km pada 12 November 2011.
Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024
”Saya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan telah ditentukan peresmian operasional jalan tol Semarang-Ungaran dilakukan 12 November mendatang,” kata Komisaris TMJ, Danang Atmojo usai membuka pameran foto tentang pembangunan jalan tol Semarang-Solo di Semarang, Selasa (8/11/2011).
Sesuai peresmian operasional jalan tol Semarang-Ungaran sambung dia, akan dilakukan pencanangan dimulainya pelaksanaan pembangunan jalan tol seksi II Ungaran-Bawen.
Mengenai permasalahan yang ada, seperti beberapa ruas jalan yang retak di wilayah Susukan, Ungaran dan pembayaran kepada subkontraktor, Danang menyatakan sudah tak ada persoalan lagi.
Menurut dia, jalan yang retak sudah dilakukan perbaikan, sedang para subkontraktor telah diselesaikan pembayaran.
”Sudah tak ada permasalahan lagi sehingga bisa segera diresmikan,” kata Danang yang juga Kepala Dinas Bina Marga Jateng.
Tentang besarnya tarif jalan tol Semarang-Ungaran, Danang belum bisa memastikan angkanya karena masih menunggu persetujuan dari pemerintah pusat. Hanya saja dia memberikan perkiraan antara Rp 5.500 sampai Rp 6.000 per kendaraan sekali jalan.
”Tarif tol di bawah Rp 6.000, ya antara Rp 5.500 sampai Rp 6.000,” pungkasnya.
Sementara Ketua Komisi D DPRD Jateng, Rukma Setyabudi menyatakan bila benar akan dioperasionalkan pada 12 November mendatang untuk umum agar benar-benar sudah siap, tak ada permasalahan lagi seperti keretakan jalan.
Sebab berdasarkan pengalaman sebelumnya, setelah dilakukan uji coba terjadi keretakan jalan sehingga membahayakan masyarakat pengguna jalan tersebut.
”Harus ada jaminan kalau jalan tol Semarang-Ungaran aman untuk dilalui kendaraan. Jangan sampai nantinya ada korban jiwa,” ujar dia.
Mengenai besarnya tarif jalan tol Semarang-Ungaran yang diperkirakan antara Rp 5.500 sampai Rp 6.000, anggota Dewan dari Fraksi PDIP ini menilai cukup mahal.
”Kami minta agar tarifnya dievaluasi, karena dengan panjangnya 11 km tarif Rp 5.500 cukup mahal,” kata dia.
(oto)