Solopos.com, JAKARTA — Asosiasi Logistik Indonesia menilai implementasi wacana tol laut Jokowi dengan pendekatan pendulum nusantara tidak akan mengurangi biaya logistik Indonesia yang tergolong masih tinggi. Baca: Inilah Pendulum Nusantara, Proyek Rp70,2 Triliun Pendukung Tol Laut Jokowi.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Masita, mengatakan salah satu cara efektif mengurangi biaya logistik adalah relokasi industri ke kawasan timur Indonesia. “Tidak masuk akal tol laut akan mengurangi biaya logistik sampai 10% dari PDB,” katanya, Kamis (4/9/2014).
Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global
Dia mengemukakan untuk menurunkan biaya logistik di negara-negara maju sebesar 1% saja sangat sulit dilakukan. Ketua Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Ina Primiana, menilai tingginya biaya logistik di Tanah Air yang mencapai 26% dari PDB disebabkan oleh mata rantai distribusi yang panjang dan inefisiensi. Akibatnya, terjadi disparitas harga yang bisa mencapai 80%.
“Itu terjadi karena buruknya infrastruktur konektivitas. Fasilitas pelabuhan kita sudah jauh tertinggal. Kedalaman kolam pelabuhan di Indonesia 6-12 meter. Sedangkan Singapura, Malaysia atau Hongkong memiliki kedalaman kolam sampai 16 meter”.