SOLOPOS.COM - Aparat Denpom IV/4 Surakarta menggendong Aparat Polresta Solo saat menggelar aksi damai di Mapolresta Solo, Jumat (8/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Aparat Denpom IV/4 Surakarta menggendong Aparat Polresta Solo saat menggelar aksi damai di Mapolresta Solo, Jumat (8/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

SOLO– Bentrokan dengan diakhiri pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel, Kamis (7/3/2013) pagi, membuat inspirasi anggota TNI di Solo. Adalah Kopral Kepala (Kopka) Partika Subagyo anggota Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta dan sejumlah tentara lainnya bersama aparat Polresta Solo, Jumat (8/3/2013) siang. Kopral Bagyo, begitu ia biasa disapa, menggelar aksi damai menyikapi kejadian di OKU sebagai bentuk keprihatinan.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Ia ingin mengajak polisi dan tentara rukun dan berdiri bersama membangun bangsa. Harapan itu ia tuangkan ke dalam media tulisan
“Rukun agawe santosa, kerah marai bubrah. Aparat rukun rakyat makmur, aparat tidak akur negara hancur.” Dengan mengenakan seragam kebesarannya, Bagyo bersama rekan-rekannya membawa plang tulisan itu menuju Mapolresta.

Sesampainya di depan bangunan kantor utama, aksi Bagyo dicegat oleh Kasipropam Polresta, AKP Sujiharto dan polisi lainnya. Saat berhadapan tak ada kata yang terucap, mereka seketika mempertunjukkan salam komando. Bagyo beberapa kali memberikan pelukan keakraban.

Setelah menuntaskan pelukan terakhir kepada Sujiharto, ia kembali mengajak polisi lain bersalaman komando.

Tak ada kata-kata terucap dari mereka memang. Tetapi, senyum dan sikap yang begitu akrab mampu meruntuhkan asumsi tentang ketidakharmonisan di antara kedua institusi itu.

Tak sekadar itu, Bagyo pun mengajak para polisi muda yang tengah berjaga bermain gendong-gendongan di halaman Mapolresta. Mereka bergantian posisi. Barang kali kegiatan itu melambangkan kerukunan.

Bagyo, kepada wartawan menyampaikan, kegiatan itu dilaksanakan untuk menunjukkan bahwa polisi dan tentara di Solo rukun. Ia menilai, pertikaian antara polisi dan tentara seharusnya tidak boleh terjadi. Sengketa, katanya, hanya akan menghancurkan negara.

“Saya berharap kejadian di OKU tidak berimbas ke mana-mana. Para pelaku pembakaran jika terbukti bersalah harus dihukum,” ungkap Bagyo.

Menanggapi kejadian di OKU, Kasatsabhara Polresta Solo, Kompol Samsi Dukha, mewakili Kapolresta Solo, Kombespol Asjima’in, mengaku sangat menyesalkan. Ia turut prihatin dan bersedih atas kejadian itu.

“Kejadian semacam itu tidak sepatutnya terjadi. Saya kira semua pihak bersedih. Harapan saya masalah yang ada di sana [OKU] dapat segera terselesaikan dan tak mengganggu kondisi di daerah lain,” pungkas Samsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya