SOLOPOS.COM - (Foto: Detikcom)

Jakarta (Solopos.com)–Bentrokan yang melibatkan TNI dan warga terjadi Kebumen pada akhir pekan lalu. Mabes TNI mengindikasikan tidak ada pelanggaran prosedur.

“Itu bukan rakyat, itu perusuh. Karena sudah membakar gudang senjata, harusnya ditembak. Tidak ada pelanggaran prosedur. Anggota sudah diperiksa,” ujar Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI George Toisutta  usai serah terima jabatan Pangdam Jaya di Makodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (20/4/2011).

Berapa orang yang sudah diperiksa terkait insiden tersebut, George mengaku tidak tahu. Namun dia menegaskan kasus ini masih terus diproses.

Kabarnya di tanah itu ada penambangan pasir besi? “Saya tidak tahu itu. Itu tanah kita. Kalau TNI mau hebat harus latihan. Itu tanah kita untuk latihan,” ucap George.

Sementara itu, Kadispen AD Brigjen TNI Wiryantoro menyatakan, tanah di kebumen itu milik TNI. Sejak dulu, menurutnya, tidak pernah ada masalah.

“Kalau sedang tidak digunakan latihan, warga diperbolehkan menanam. Itu upaya kita untuk merangkul,” kata Wiryantoro.

Kegiatan itu telah berjalan sekian lama tanpa ada masalah. Karena itu, ketika tiba-tiba ada kerusuhan, Wiryantoro bertanya-bertanya.

“Kenapa sekarang warga yang tinggalnya 7 km dari tempat latihan itu mempermasalahkan. Perlu dipertanyakan ada apa sebenarnya, itu perlu didalami,” imbuhnya.

Dia meminta semua pihak tidak melihat masalah itu sepotong-sepotong.

Wiryantoro berpesan, jangan hanya melihat TNI menembaki warga, tetapi harus dilihat pula latar belakangnya.

“Polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap perusuh,” sambungnya.

Bentrokan yang terjadi antara warga Desa Setro Jenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (16/4/2011) lalu, dengan oknum TNI AD berakibat 13 korban bentrokan harus menjalani perawatan dan pemulihan.

Dari 13 koran itu, empat warga mengalami luka tembak, lima mengalami luka tusuk dan empat lainnya mengalami pemukulan.

Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul melalui siaran pers yang diterima detikcom, Minggu (17/4/2011), menuturkan, lahan yang digunakan Dislitbangad sebagai obyek sengketa telah dikelola TNI AD sejak zaman peninggalan Belanda.

Bahkan sejak 1949 lahan tersebut sudah dijadikan lokasi latihan menembak. Tersangka bentrokan ada 4 orang.

(Detikcom/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya