Solopos.com, NDUGA — Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Kav Herman menyatakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sengaja menyebarkan kabar-kabar bohong untuk membentuk opini negatif di masyarakat.
Ia mengimbau masyarakat tidak mempercayai kabar-kabar bohong dari KKB, salah satunya tentang 16 anggota Kopassus yang tewas terbunuh.
Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik
Kabar bohong lainnya adalah tentang adanya prajurit TNI yang disandera KKB di Mugi, Kabupaten Nduga.
“Tidak benar ada prajurit yang disandera KKB di Mugi karena saat ini semua sudah dievakuasi ke Timika,” kata Herman dihubungi dari Jayapura, Kamis (4/5/2023).
Ia menyatakan apa yang diungkapkan KKB di media sosial termasuk tentang foto senjata api itu tidak benar.
Foto tersebut memuat amunisi dan sosok orang yang menjadi korban pembunuhan yang diklaim dari penyerangan kepada prajurit Satgas Yonif R 321/GT di Mugi-Mam Kabupaten Nduga tanggal 15 April lalu.
“KKB sering menyampaikan dan menyebarkan berbagai narasi yang berisikan berita bohong atau hoaks,” ujar Kolonel Kav Herman seperti dikutip Solopos.com dari Antara.
Dijelaskan dia, KKB mengklaim jumlah prajurit dari Kopassus yang meninggal 16 orang.
Padahal dari data terungkap tentara yang meninggal tercatat lima orang berasal dari Satgas Yonif R 321/DY.
Menyikapi kondisi tersebut, kata Kapendam XVII Cenderawasih, penegakan hukum yang dilakukan oleh tim gabungan TNI dan Polri terus dilakukan sehingga pemberitaan yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya perlu dipertanggungjawabkan.
“Masyarakat diminta tidak langsung mempercayai berita-berita yang disampaikan KKB dan simpatisannya,” ucap Kolonel Herman.