SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Konflik antar komunitas masyarakat kembali pecah setelah 10 tahun terakhir tidak terjadi. Agar kasus yang ada tidak berkepanjangan dan meluas, jajaran TNI dan Polri diminta semakin pro aktif.

Demikian perintah Presiden SBY dalam upacara puncak peringatan nasional HUT ke-65 TNI di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (5/10).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Aparat TNI/Polri agar bertindak lebih pro aktif untuk mencegah dan mengatasi gangguan sosial,” kata SBY.

Presiden menekankan kerukunan sosial merupakan syarat utama keberhasilan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Manfaat pembangunan hanya bisa dirasakan bila stabilitas politik dan keamanan di dalam negeri terjaga.

Konflik antar komunitas yang terjadi belakangan ini menurut SBY bisa dicegah. Masalah yang disengketakan juga bisa dituntaskan melalui dialog yang difasilitasi aparat setempat. “Kepada jajaran pemerintah daerah, perselisihan antarkomunitas, agar dicarikan solusi damai,” imbuh SBY.

Menyinggung aksi premanisme, SBY menegaskan agar para pelakunya ditindak tegas. “Pastikan hukum tetap tegak untuk mengayomi masyarakat,” ujarnya.

Satu bulan terakhir konflik horizontal kembali terjadi. Kasus benuansa agama yang sempat jadi perhatian adalah rangkaian aksi penyerbuan terhadap Jemaah Ahmadiyah dan aksi penusukan jemaat HKBP Ciketing, Bekasi. Sementara yang bernuansa etnis terjadi di Tarakan, Kaltim. Bentrokan antara komunitas Bugis dan Tidung yang sebenarnya dipicu masalah sepele itu menelan korban jiwa.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya