SOLOPOS.COM - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X saat melihat-lihat beberapa ruangan di “Rumah Hakka” usai peresmian, Jumat (18/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Tionghoa Jogja memiliki rumah untuk aktivitas seno, budaya, sosial hingga pendidikan.

Harianjogja.com, BANTUL – Paguyuban Hakka Yogyakarta (PHY) meresmikan “Rumah Hakka” sebegai tempat beraktivitas. Nantinya “Rumah Hakka” menjadi tempat untuk melatih seni, budaya, sosial hingga kursus bahasa Mandarin para anggota PHY.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Ketua Panitia Budi L. Evan mengatakan PHY awalnya berdiri pada tahun 2002 melalui gagasan beberapa tokoh penting di DIY. “Rumah Hakka” ini sudah terpikirkan sejah tahun 2005 sebagai tempat untuk beraktivitas anggota Hakka di DIY.

“Pembangunan dan baru bisa direaslisasikan ide-ide kami tentang Rumah Hakka pada tahun ini. Semua ini berkat teman-teman yang berkenan melakukan arisan gotong royong, sumbangan dermawan hingga simpatisan,” jelas Budi saat peresmian “Rumah Hakka”, Jumat (18/9).

Rumah Hakka ini dibangun di atas tanah 900 meter persegi dengan tiga lantai seluas 1000 meter persegi. Bangunan ini terdiri dari ruang sekretariat, tamu VIP, ruang rapat, kesenian, muda-mudi, peranan wanita, pembuatan buletin Hayo (Hakka Yogyakarta) dan panggung hall serba guna.

“Dengan diresmikannya acara ini kami berharap PHY bisa lebih berkiprah dan berkontribusi pada kesenian di DIY. Kami berharap bisa melakukan sumbangsih saat ada acara-acara budaya dan sosial,” jelas Budi.

Ketua PHY, Sukeno mengatakan tempat ini memang akan menjadi ruang untuk berkarya dan mengekspresikan budaya, ekonomi dan sosial anggota Hakka. Di sini juga akan dibangun tempat untuk berlajar bahasa Mandarin

“Lewat belajar bahasa mandarin ini kami berharap bisa membantu masyarakat yang ingin memahami bahasa mandarin. Kami juga memiliki majalah hakka Yogyakarta yang bisa dijadikan bahan untuk pembelajaran pula,” jelas Sukeno.

Sukeno mengaku PHY tepat akan berkiprah dalam bidang budaya, ekonomi dan sosial. Mereka tidak ingin ambil bagian dalam bidang politik di DIY.

“Kami ingin mengembangkan DIY bukan dibidang politik, tapi budaya, ekonomi dan sosial saja. Ini menjadi fokus kami,” kata Sukeno.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X berharap “Rumah Hakka” ini benar-benar menjadi wadah bagi masyarakat Tionghoa di Jogja. Dia berharap ke depan “Rumah Hakka” ini bisa memiliki secretariat untuk melayani stake holder.

“Kami juga berharap ke depan teman-teman Tionghoa di Jogja ini bisa juga menjadi jembatan penghubung iklim investasi antar negara. Jadi benar-benar bisa memberikan manfaat dibidang ekonomi,” jelas Sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya