SOLOPOS.COM - Tim Satya Trisula dari Prodi PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) ikut serta dalam kegiatan Campus Integrity Fest (CIFest) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2023. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Tim Satya Trisula dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) ikut serta dalam kegiatan Campus Integrity Fest (CIFest) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2023.

Kegiatan yang digelar oleh KPK ini telah dilaksanakan sejak bulan Mei lalu dan masih akan berlangsung pada Selasa (31/10/2023) mendatang.

Tim Satya Trisula yang berasal dari kampus dengan julukan Creative Minority ini berkesempatan untuk melakukan aksi nyata dan mengambil peran sebagai generasi muda yang belajar mengenai anti-korupsi. Tim ini beranggotakan Riski Sumaryanto, Lia Khusniyati, Noviany Aprilia Hapsari, Rita Amellia Sholekhah, Salma Anisa serta dosen pembimbing Yohana Setiawan, M.Pd.

?Data Indonesia Corruption Watch (ICW) pada 2022 menunjukkan kasus penyelewengan anggaran Program Indonesia Pintar (PIP) paling banyak terjadi pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sebesar 49%. Dunia pendidikan SD sedang tidak baik-baik saja.

Berdasarkan kondisi tersebut, langkah awal yang dilakukan oleh Tim Satya Trisula adalah dengan mencari data awal mengenai pemahaman umum tentang anti-korupsi mahasiswa Prodi PGSD FKIP UKSW. Hasil survei sementara yang diperoleh dari sembilan belas responden menunjukkan bahwa tingkat pemahaman korupsi mahasiswa PGSD sudah baik, yakni sebesar 68,4% mengatakan belum pernah melakukan tindakan korupsi selama berkuliah.

?Di samping itu, pada saat Tim Satya Trisula melakukan survei dan diskusi dengan mahasiswa senior didapati tindakan korupsi pernah terjadi di lingkungan mahasiswa PGSD.

Tindakan korupsi tersebut seperti titip presensi, mencontek tugas teman, korupsi waktu seperti membolos termasuk juga dosen yang terlambat dan kosong, bahkan ada mahasiswa yang menggelapkan uang kuliah.

Tak hanya itu, Tim Satya Trisula juga melakukan diskusi tentang gratifikasi yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan nilai baik.

?Berlandaskan pada hasil survei tersebut Tim Satya Trisula menyalurkan ide kreatifnya dalam bentuk video singkat berdurasi lima menit dan infografis bertema “Jangan, Ya Jangan!”. Video ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi anti-korupsi di lingkungan mahasiswa PGSD UKSW.

Saat diwawancarai secara daring, Kamis (26/10/2023) Ketua Kelompok Riski Sumaryanto mengungkapkan video yang dibuat untuk kegiatan ini menceritakan masa lalu seorang guru SD saat berkuliah. Ia menerangkan bahwa kata jangan dipakai untuk memberi larangan meskipun ada pendapat yang mengatakan bahwa larangan adalah perintah.

“Video tersebut menunjukkan tindakan buruk yang dilakukan mahasiswa seperti mencontek, bekerja sama saat ujian mandiri, joki tugas, melakukan gratifikasi, titip nama di tugas kelompok, dan menggunakan cara instan seperti salin tempel pekerjaan orang. Adapun pesan yang disampaikan adalah jangan korupsi,” ungkapnya dalam keterangan tertulis.

Ide mengenai video dan infografis menyasar pada generasi muda yang membutuhkan sosialisasi anti-korupsi yang kritis, kreatif, sederhana, dan yang pasti mudah diakses melalui platform media sosial seperti YouTube dan Instagram.

?Selain itu Tim Satya Trisula juga meyakini bahwa jika ada orang muda yang menyadari pentingnya anti-korupsi, maka akan terbentuk komunitas sehat yang tidak korup.

Dari kegiatan CIFest KPK 2023 ini Tim Satya Trisula juga belajar mengenai kerja sama, bermitra, berkomunikasi, dan mengasah kreatifitas.

?Tak hanya itu, Tim Satya Trisula juga membuat infografis sosialisasi tindakan anti-korupsi dan melakukan sosialisasi kepada mahasiswa PGSD.

Video dan infografis yang telah dibuat disebarluaskan melalui YouTube dan Instagram PGSD. Saat ini Tim Satya Trisula telah lolos ke babak 25 besar CIFest KPK 2023 pada kategori Pengabdian Masyarakat.

?Keikutsertaan Tim Satya Trisula dalam kegiatan CIFest KPK 2023 mendapatkan dukungan dari FKIP. Dosen pembimbing kelompok Yohana Setiawan mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat baik untuk pembentukan karakter anti-korupsi yang bisa menjadi bekal bagi mahasiswa di masa depan.

Ditambahkannya, mahasiswa PGSD adalah calon guru SD yang akan menjadi agen perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.

“Saya mendorong mahasiswa PGSD UKSW untuk aktif bergerak dan berkreasi. Saat ada lomba CIFest ini, saya sangat senang jika ada tim yang mau mengikutinya. Harapannya tim ini dapat mengajak seluruh mahasiswa calon guru SD di Indonesia untuk turut serta bertumbuh menjadi agen perubahan yang bersih dari korupsi,”ujarnya.

Rekomendasi
Berita Lainnya