SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Surabaya–Tim dinas pendidikan Kota Surabaya akan turun ke seluruh sekolah untuk mengawasi terhadap tindakan-tindakan yang tidak diinginkan selama masa orientasi siswa berlangsung.

Kepala Dinas Pendidikan setempat Sahudi di Surabaya, Senin (12/7), mengatakan pihaknya menurunkan tim selama pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS), mulai hari ini (Senin-red) hingga tiga hari kedepan.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Kami menurunkan tim untuk mengawasi pelaksanaan MOS. Sehingga jika di lapangan terjadi kesulitan atau persoalan, bisa langsung melaporkannya ke tim,” ujar Sahudi.

Ia mengatakan, tujuan Tim itu selain memperlancar dan menangani permasalahan MOS, juga pengawasan ini dinilai perlu untuk mrnghindari kekhawatiran tentang adanya sistem MOS di luar anjuran dinas.

“Kalau ada sekolah yang melakukan MOS masih dengan cara-cara lama seperti perpeloncoan atau kekerasan dan sebagainya. Makanya kami menurunkan tim untuk mengawasinya,” ujarnya.

Ia mengatakan, jika dilapangan masih ditemukan tindakan atau kebijakan sekolah yang memberatkan atau melakukan kekerasan, datanya akan dikumpulkan dan akan ditentukan sanksi sesuai aturan yang berlaku.

“Tim ini mengawasi dan melaporkan temuan di sekolah-sekolah yang diawasi. Tidak hanya sekolah negeri saja, tapi sekolah swasta juga. Kami juga sudah mengumpulkan panitia MOS agar selama pelaksanaan tidak ada kekerasan jenis apapun,” kata mantan kepala SMA Negeri 15 Surabaya tersebut.

Sahudi juga menambahkan, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran yang melarang tindak kekerasan atau tindakan yang memberatkan siswa. Surat edaran telah disebarkan ke seluruh sekolah beberapa hari sebelum pelaksanaan MOS.

Tidak hanya Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan Surabaya juga turun ke beberapa sekolah melaksanakan pengawasan. Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya, Isa Anshori, mengatakan, kekerasan saat MOS paling rawan dilakukan tingkat menengah atas atau kejuruan.

“Kami akan turun mengawasi pelaksanaan MOS di tingkat SMA dan SMK yang rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, tindakan yang akan dilaporkan ke Dinas Pendidikan Surabaya diantaranya praktek kekerasan kepada siswa seperti pemukulan atau tekanan dalam bentuk lisan yang membuat siswa tertekan.

“Kami juga mengawasi sekolah yang menyuruh siswa barunya untuk membawa barang atau atribut yang dinilai menyusahkan dan menyulitkan. Ini untuk membuat pelaksanaan MOS menjadi lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya,” jelas Isa Anshori.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya