SOLOPOS.COM - Mahasiswa Kelompok 223 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengajak petani dan peternak di Dusun Tanen, Desa Kemuning, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, memanfaatkan limbah urine kambing menjadi pupuk organik cair (POC). (Istimewa).

Solopos.com, SOLO — Mahasiswa Kelompok 223 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta  mengajak petani dan peternak di Dusun Tanen, Desa Kemuning, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, memanfaatkan limbah urine kambing untuk menjadi pupuk organik cair (POC).

Salah satu upaya mereka yakni dengan menggelar sosialisasi dengan judul Sosialisasi dan Praktik Pembuatan POC Urine Kambing di Gubuk Tani Madu Sari III Dusun Tanen, Desa Kemuning, Tawangmangu, Karanganyar, Minggu (13/8/2023).

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Acara sosialisasi dan praktik tersebut dimulai dengan pembukaan dan sambutan oleh Ketua Kelompok Tani, sosialisasi dan praktik, lalu diakhiri penutup.

Melalui rilis yang dikirimkan kepada Solopos.com, Jumat (1/9/2023), para mahasiswa KKN ini mengatakan saat ini banyak petani yang membutuhkan suplai pupuk. Di sisi lain, banyak warga yang memelihara kambing.

Mahasiswa melihat banyak urin kambing yang belum dimanfaatkan petani.  Oleh karena itu, Mahasiswa KKN UNS dari Kelompok 223 ini memiliki inisiatif untuk mengolah urine kambing menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat.

Para petani mengapresiasi kegiatan KKN Mahasiswa UNS tersebut.  “Menurut Saya ide yang bagus untuk memanfaatkan urine kambing sebagai POC karena memang belum banyak pemanfaatan limbah urine kambing di Dusun Tanen, ” Kata Ketua Kelompok Tani, Sumadi.

Manfaat Urine Kambing

Urine kambing memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan ternak lainnya.

Dalam urine kambing terdapat kandungan unsur Nitrogen (N), Phospat (P) dan kalium (K) yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengurangi ketergantungan pada pupuk komersial.

Mahasiswa juga mengajari cara mengolah urine menjadi pupuk organik. Cara mengolahnya dimulai dengan mempersiapkan bahan.

Bahan pertama yang perlu disiapkan yakni urine kambing, molase 250 ml, EM4 100 ml, empon-empon berupa jahe, kunyit, dan kencur masing-masing 500 gram, air, parutan, serta galon air mineral (15 L).

Selanjutnya, empon-empon dihaluskan dan dimasukkan ke dalam galon. Kemudian, urine kambing, EM4, dan molase dimasukkan ke dalam galon hingga ¾ galon.

Terakhir, air dituang ke dalam galon hingga sebatas leher galon kemudian dikocok hingga tercampur. Galon berisi POC disimpan di tempat teduh selama 2-4 minggu pekan untuk proses fermentasi kemudian dapat langsung digunakan.

Penggunaan POC urine kambing paling efektif yaitu empat pekan setelah pembuatannya. Pengaplikasiannya bisa dilakukan dengan mengencerkan POC urine kambing dan air dengan perbandingan 1:10, kemudian dikocorkan ke tanah di sekitar tanaman.

Penanggung jawab program kerja dari Kelompok 223 KKN UNS, Bintang Seta Samudra, mengatakan pembuatan POC tersebut memang perlu ditambah beberapa bahan lain agar semakin maksimal.

Salah satunya ditambah empon-empon untuk mengurangi bau urine.  “POC urine kambing ini menggunakan tambahan empon-empon yang ditujukan untuk mengurangi bau urine kambing yang menyengat,” kata Bintang.

Lebih lanjut, Bintang mengatakan pembuatan POC ini sesuai dengan permasalahan yang ada di Dusun Tanen, yakni banyaknya limbah urine kambing.

Di wilayah Tanen juga terdapat banyak bahan empon-empon yang digunakan untuk mengurangi bau dari urine kambing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya