SOLOPOS.COM - Ilustrasi transportasi kereta api (KA). (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi Kereta Api (KA). (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Di tengah maraknya aksi menaikkan tarif transportasi darat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), PT Kereta Api Indonesia (KAI) justru melakukan hal sebaliknya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pemesanan tiket kereta api mulai Jumat (5/7/2013) untuk perjalanan mulai 1 September mendatang, PT KAI punya tarif baru untuk kereta kelas ekonomi. Tarif kereta ekonomi ditetapkan turun kisaran 30%-50% dari tarif biasanya.

Asisten Manajer Humas PT KAI Daop VI Jogja, Luqman Arif, menyampaikan kebijakan penurunan tarif KA itu berdasarkan kontrak penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik atau disebut public service obligation (PSO) bidang angkutan pelayanan kelas ekonomi tahun anggaran 2013 antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) No PI.102/A. 158/DJKA/6/13 dan HK.221/VI/4/KA-2013 tanggal 18 Juni 2013.

PSO sendiri adalah kewajiban BUMN dalam melayani kebutuhan publik. “Diharapkan pemberian PSO ini diharapkan mampu membantu masyarakat-masyarakat kelas menengah kebawah untuk mendapatkan transportasi yang murah dan nyaman,” kata Luqman, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Sabtu (6/7/2013).

Sementara itu, di wilayah kerja PT KAI Daop VI ada tiga KA Ekonomi yang disubsidi antara lain KA Bengawan relasi Solo Jebres-Tanjung Priok berangkat 15.30 WIB yang semula harganya Rp90.000 per penumpang menjadi Rp50.000 per penumpang.

KA Progo berangkat 15.30 WIB relasi Lempuyangan-Pasar Senen yang semula Rp90.000 menjadi Rp50.000 per penumpang.

KA Sri Tanjung relasi Lempuyangan-Banyuwangi berangkat 07.45 WIB yang semula Rp90.000 menjadi Rp50.000 per penumpang.

Ketiga kereta ini memiliki fasilitas penyejuk udara untuk kenyamanan penumpang. “Pemberian fasilitas AC ini memang akan terus dilaksanakan bertahap untuk semua kereta api, karena AC sudah menjadi standar pelayanan terhadap penumpang.”

Selama ini, jelas Luqman, tingkat okupansi tiga KA tersebut mencapai 100% untuk hari Jumat sampai Minggu atau saat liburan. Sedangkan Senin sampai Kamis pada hari biasa okupansi hanya mencapai 80%. “Diharapkan pemberian PSO ini diharapkan mampu membantu antusias masyarakat untuk lebih menggunakan tranportasi kereta api.”

Hingga saat ini permintaan tiket kereta api dengan harga baru itu masih minim. Karena, tiket dengan harga baru itu berlaku untuk perjalanan mulai 1 September. “September adalah usai Lebaran. Saya kira belum banyak orang yang merencanakan perjalanan, sehingga saat ini permintaan masih minim,” imbuh Luqman.

1 September dinilai merupakan masa low season bagi industri jasa transportasi, termasuk di KA. Namun demikian, pihaknya optimistis penurunan harga ini bakal mendapat respons positif dari masyarakat. Penurunan harga tiket diyakini bisa mendongkrak tingkat keterisian kereta api di luar akhir pekan. Apalagi, menurutnya, penurunan harga tiket KA ini dilakukan saat masyarakat resah dengan isu kenaikan tarif transportasi jalan raya yang dipicu kenaikan harga BBM.

“KA sebagai salah satu moda perjalanan darat akan semakin diminati. Selain tidak kena macet, harga tiketnya lebih terjangkau,”tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya