SOLOPOS.COM - (Foto: Detikcom)

Jakarta (Solopos.com)–PT Pertamina (Persero) menyampaikan bahwa terhitung Januari-Maret 2011 konsumsi Premium (BBM Subsidi) telah melebihi kapasitas sebanyak 3% dari angka yang sudah ditetapkan.

“Kemarin Maret sudah over 3%. Tapi, berapa nominalnya, saya tidak hafal karena angkanya kan ribuan,” kata  Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Djaelani Sutomo di acara pelatihan petugas SPBU terkait implementasi pengaturan BBM Subsidi yang dilaksanakan di Hotel Oasis Amir, Jakarta, Senin (25/4/2011).

Djaelani mengemukakan angka atau kuota BBM bersubsidi yang sudah ditetapkan pemerintah pada tahun 2011 sebesar 38,5 juta Kl (kiloliter).

“Yang jelas kalau normalnya, dari 38,5 (juta Kl) dibagi empat saja per triwulannya, itu sudah over 3%. Kelebihan itu terjadi secara merata, hampir di semua wilayah dan itu sudah kita atur dengan ketat,” tandasnya.

Kelebihan konsumsi tersebut diakibatkan karena tingkat konsumsi di sektor transportasi begitu tinggi. Selain itu, masih banyak disinyalir adanya penyalahgunaan yang dilakukan oleh beberapa  mobil yang memodifikasi tangkinya.

“Khususnya di wilayah Kalimantan. Mbok ya truk-truk yang mengangkut batubara atau kelapa sawit di sana jangan gunakan BBM subsidi dong. Itu kan dilarang, mestinya mereka pakai BBM yang harganya keekonomian (pertamax) di area mereka dong,” tukas Djaelani.

Djaelani menuturkan selama ini masih banyak truk-truk semacam itu sering keluar masuk membeli BBM subsidi. Hal ini karena belum adanya aturan yang bisa membuat Pertamina melarang kendaraan tersebut mengisi BBM subsidi.

“Kami sekarang terus menyiapkan SPBU dengan harga keekonomian. Nanti kami mau pasang di mulut-mulut tambang yang ada, sedang disiapkan sekarang,” katanya.

Sebelumnya Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Tubagus Haryono mengatakan pada bulan Maret saja konsumsi premium sudah mencapai angka 2,07 juta Kl atau naik 2,68% dibanding konsumsi Februari 2011.

“Realisasi konsumsi BBM subsidi di Maret 2011 mencapai 3,422 juta Kl. Rinciannya, premium 2,071 juta Kl naik 2,68%, minyak tanah 163,08 ribu Kl turun 1,78%, dan solar 1,188 juta Kl atau naik 4,3%,” jelas Tubagus.

Tingginya harga pertamax dan pertamax plus yang sudah di atas Rp 8.000 per liter tampaknya menjadi penyebab melonjaknya tingkat konsumsi premium oleh masyarakat.

Dengan perhitungan tersebut, maka dalam 3 bulan realisasi konsumsi premium mencapai 5,88 juta Kl. Sementara konsumsi total BBM bersubsidi sampai Maret 2011 mencapai sekitar 9,26 juta Kl.

(Detikcom/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya