SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menilai gerakan tolak pajak yang saat ini disuarakan di jejaring sosial Facebook merupakan gerakan yang tidak simpatik. Ini disebabkan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk melakukan pembangunan.

“Gerakan itu kontraproduktif. Karena masukan negara dari pajak, kalau mau membangun tentu tidak mudah,” kata Tifatul di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sabtu (27/3).

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Menurut Tifatul, pembangunan tidak akan berjalan mudah dengan munculnya gerakan tolak pajak seperti ini. “1000 orang membangun, 1 orang menghancurkan sudah cukup (menyulitkan pembangunan). Apalagi 1 orang membangun, 1000 orang merusak, ini lebih parah,” ucap mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini.

Tifatul memahami kekecewaan masyarakat terhadap adanya penyelewengan oleh pegawai pajak. “Tapi tidak semua pegawai pajak begitu,” ujar Tifatul.

Namun Tifatul mengatakan adanya penyelewengan yang dilakukan pegawai pajak juga merupakan masalah hukum yang harus segera diselesaikan.

“Kalau ingin perbaiki, kita perbaiki. Ada masalah hukum, ada penyelewengan, harus diperbaiki,” kata Tifatul.

Gerakan tolak membayar pajak muncul di Facebook, setelah adanya kasus suap pegawai 3A Ditjen Pajak, Gayus Tambunan. Gayus menerima uang suap Rp 24 miliar namun kemudian diputus hukuman percobaan karena praktek mafia peradilan.

Nama Gayus muncul saat Komjen Susno Duadji mengungkapkan adanya makelar kasus di tubuh Polri.

vivanews/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya