SOLOPOS.COM - Mobil ambulans melintas jenazah terduga teroris di Desa Siwalan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/4/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aguk Sudarmojo)

Enam pelaku teror di Tuban ditembak mati oleh aparat. Menkopolhukam Wiranto menyebutnya tidak sembarangan.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyatakan penembakan teroris di Tuban sesuai prosedur. Menurutnya, penembakan oleh aparat tidak dilakukan dengan sembarangan.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Mantan Panglima TNI era 1997 tersebut menilai penembakan dilakukan dalam situasi aparat membela diri dan untuk mengamankan sesuatu agar tidak menimbulkan korban lain. Terlebih, terdapat sejumlah payung hukum yang melindungi tindakan tersebut.

Proses penembakan, lanjutnya, juga tidak dilakukan secara sembarangan. Ada prosedur yang harus diperhatikan, salah satunya adanya pelaku yang membawa senjata. “Ya, memang harus dengan senjata, kan enggak mungkin pakai ketapel,” kata Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan,” Senin (10/4/2017).

Mantan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini menjelaskan pemerintah terus-menerus memerangi terorisme di Tanah Air. Negara lain juga menganggap upaya Indonesia dalam melakukan perlawanan sudah berhasil.

Proses yang dilakukan tidak hanya penindakan secara tegas (hard approach), tetapi juga soft approach melalui kerja sama dengan mantan teroris. Pendekatan lunak tersebut menurutnya juga akan diadopsi oleh negara lain.

“Aparat kepolisian maupun BNPT [Badan Nasional Penanggulangan Terorisme] perlu diberikan apresiasi karena mereka bekerja keras mengamankan masyarakat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya