SOLOPOS.COM - Militan ISIS (Istimewa/Daily Star)

Teror ISIS terus diberantas AS dan Rusia. Pendapatan mereka pun turun drastis.

Solopos.com, WASHINGTON – Pendapatan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) turun sekitar 30 persen seiring menyusutnya wilayah yang mereka kuasai. ISIS pun menerapkan aturan baru untuk mengerek pendapatan.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Perusahaan analisis yang bermarkas di Amerika Serikat (AS), IHS seperti dikabarkan Reuters, Senin (19/4/2016) melaporkan pada pertengahan 2015, pendapatan per bulan ISIS secara keseluruhan sekitar US$80 juta atau Rp1,048 triliun [nilai tukar Rp13.100/US$].  Sementara pada Maret 2016 lalu pendapatan bulanan mereka merosot menjadi US$56 juta atau sekitar Rp733,6 miliar.

Produksi minyak harian turun dari 33.000 barel menjadi 21.000 barel. Hal tersebut disebabkan kerusakan fasilitas produksi akibat serangan udara terutama yang diluncurkan oleh koalisi pimpinan AS dan Rusia.

Seperti diketahui koalisi meluncurkan serangan udara  memerangi ISIS di Irak sejak Agustus 2014. Sebulan kemudian aksi serupa dimulai di Suriah. Rusia juga meluncurkan serangan di Suriah untuk melawan ISIS sejak September tahun lalu.

“Penurunan pendapatan ini merupakan sebuah poin signifikan dan akan meningkatkan tantangan bagi kelompok itu mempertahankan area yang mereka kuasai dalam waktu lama,” kata analis senior IHS, Ludovico Carlino.

Laporan itu juga membeberkan 50 persen pendapatan ISIS diraup dari  pajak dan penyitaan, 43 persen lainnya bersumber dari hasil ladang minyak, penyelundupan narkoba, penjualan listrik, dan donasi.

Sementara wilayah di bawah kendali ISIS menyempit sekitar 22 persen sejak pertengahan 2014. Populasi di wilayah yang mereka kuasai pun menyusut dari 9 juta orang menjadi sekitar 6 juta orang. Hal itu berimbas pada anjloknya pendapatan dari sektor pajak dan pungutan lain.

Kelompok itu pun mulai mengizinkan orang melakukan pembayaran sebagai ganti atas hukuman fisik. ISIS juga menerapkan aturan baru lainnya seperti pajak memasang satelit atau pungutan bagi mereka yang ingin keluar kota.

Pasukan pemerintah Suriah berhasil menguasai kembali Kota Palmyra akhir Maret lalu. Kota yang menyimpan sejumlah Situs Warisan Dunia tersebut berada dalam genggaman ISIS sejak akhir Agustus 2015.

Sebulan sebelumnya Kota al-Shadadi  juga terlepas dari gengaman ISIS. Penguasaan kembali al-Shadadi sebagai bagian dari upaya untuk memutus hubungan antara dua pusat kekuasaan utama ISIS yakni Kota Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah. Kelompok itu juga kehilangan sejumlah wilayah yang mereka kuasai di Irak.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya