SOLOPOS.COM - Video diduga ISIS mengancam ledakkan Washington (Mirror.co.uk)

Teror ISIS terus digempur banyak negara di dunia.

Solopos.com, SOLO – Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tengah mengalami krisis keuangan yang luar biasa. Keadaan ini membuat mereka terpaksa memotong gaji para petempurnya hingga 50 persen.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Kementerian Keuangan” ISIS yang beroperasi dari ibu kota de facto Raqqa di Suriah, bulan lalu menerbitkan dokumen yang kemudian diterjemahkan oleh pakar dari Forum Timur Tengah, Aymenn Jawad Al-Tamimi. Dokumen itu dikeluarkan oleh “Menteri Keuangan” ISIS Abu Muhammad al-Muhajir.

“Mengingat keadaan luar biasa yang dihadapi Daulah Islam (ISIS), telah diputuskan untuk mengurangi gaji yang dibayarkan untuk semua mujahidin sampai separuhnya, dan tidak dibenarkan siapa pun dikecualikan dari keptusan ini, apa pun posisinya,” kata Abu Muhammad al-Muhajir dalam dokumen itu seperti dikutip Antara dari Rt.com, Selasa (19/1/2016).

Dokumen yang disebut otentik ini menekankan bahwa provisi akan dibagikan seperti biasa, dua kali sebulan.

Bentuk “keadaan-keadaan luar biasa” itu masih belum jelas, namun segera setelah laporan itu muncul, Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa kampanye serangan udara mereka selama 19 bulan terhadap ISIS akhirnya mulai mempengaruhi keuangan ISIS.

Pada 11 Januari, Departemen Pertahanan AS menyiarkan dokumen rahasia mengenai video yang menunjukkan serangan udara pasukan koalisi menghantam gudang uang ISIS di Mosul, Irak utara.

Dari video itu menunjukkan bom menghantam sebuah area di tengah lusinan bangunan. Kertas-kertas uang berserakan dan berterbangan ke udara setelah gudang uang itu dibom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya