SOLOPOS.COM - Sejumlah personil Brimob bersiaga dalam operasi penangkapan dua orang terduga kelompok radikal, di kelurahan Kanyamanya, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Teror ISIS menjadi isu sensitif di dalam negeri. Anggota ISIS teridentifikasi masuk kelompok Poso.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah mengidentifikasi adanya anggota kelompok radikal di Poso, Sulawesi Tengah, yang berasal dari luar negeri dan bergabung dengan Islamic State of Iraq-Syria (ISIS).

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan pihaknya sudah mengidentifikasi ada anggota kelompok radikal di Poso yang juga menjadi anggota ISIS. Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga meyakini ada tujuh warga negara China yang bergabung dengan kelompok tersebut.

“Ada beberapa yang bergabung di sana [kelompok Poso] terindikasi ISIS, ada juga warga negara China tujuh orang, dan empat orang diantaranya sudah ditangkap,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/3).

Tedjo menuturkan pemerintah sudah memeriksa empat orang warga negara China yang bergabung dengan kelompok Poso. Pemerintah juga akan melakukan koordinasi dengan negara asal empat orang itu.

Menurutnya, penyebaran kelompok radikal saat ini masih dilakukan dengan menggunakan media sosial seperti YouTube dan ajakan langsung dari mulut ke mulut. Tidak adanya aturan yang tegas terhadap masyarakat yang terbukti bergabung dengan kelompok radikal membuat penegak hukum kesulitan memprosesnya.

Aparat penegakan hukum hanya dapat menjerat orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum dengan KUHP, dan Undang-Undang Antiteror.

Saat ini, pemerintah sedang menggodok aturan untuk mengatur masyarakat yang terbukti bergabung dengan kelompok radikal. Salah satu sanksi yang dipertimbangkan adalah pencabutan kewarganegaraan agar tidak menjadi ancaman di dalam negeri.

“Kalau mereka dicabut kewarganegaraannya kan harus bawa paspor kalau ingin masuk ke Indonesia,” ujarnya.

ISIS menjadi isu sensitif di dalam negeri setelah muncul informasi adanya warga negara Indonesia yang menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Belum lama ini beredar video yang berisi latihan militer kepada anak-anak yang diduga berasal dari Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya