SOLOPOS.COM - Ilustrasi ular kobra. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Puluhan ekor anak kobra bermunculan di sekitar rumah Joko Sutrisno di Tugu Mulyo, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (7/1/2023) lalu.

Sebanyak 19 ekor anak kobra berhasil ditangkap hidup-hidup oleh tim Exalos Indonesia Regional Sragen sedangkan sembilan lainnya telanjur dibunuh warga.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Kemunculan puluhan ular berbisa tinggi itu di sekitar rumah warga merupakan potensi bahaya karena bisa menimbulkan kematian bagi yang digigit.

Ternyata, ular kobra memang sengaja menaruh telur-telur mereka di sekitar rumah warga.

Hewan reptil itu sengaja membikin sarang di permukiman warga karena makanan akan mudah didapatkan bagi anak ular yang baru lahir.

“Induk ular secara insting akan menaruh telurnya di lokasi yang banyak makanan ular,” ujar Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat, seperti dikutip Solopos.com, Selasa (10/1/2023).

28 anak ular kobra dievakuasi
Puluhan anak ular kobra dievakuasi dari rumah Joko Sutrisno di Proliman Tugu Mulyo, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin (9/1/2023). (Exalos Indonesia)

Tujuannya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya nanti setelah telur menetas.

Makanan atau mangsa ular seperti cacing, jangkrik, kadal, kodok, tikus, hingga burung, terhitung masih banyak di sekitar rumah.

Keberadaan mangsa bisa mengundang ular untuk hadir di sekitar perumahan warga.

“Jika ada area yang nyaman, ular akan berkembang biak,” kata Aji.

Namun begitu, ular tidak membuat sarang karena pola hidupnya nomaden atau berpindah-pindah.

Jika ditemukan lubang dengan bekas tetasan telur, menurut Aji, itu hanya tempat induk ular bertelur.

Ular tergolong mampu beradaptasi dengan cepat di lingkungan baru, habitatnya sulit tergusur oleh pembangunan perumahan misalnya.

“Ular dapat bertahan hidup di sela pondasi dan rumah warga,” katanya.

Dua anggota Exalos Indonesia Regional Sragen mengevakuasi anak ular kobra dari rumah Joko Sutrisno di Proliman Tugu Mulyo, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin (9/1/2023). (Exalos Indonesia)

Selain sangat pintar bersembunyi, ular termasuk hewan yang hidup sendiri atau soliter.

Di kawasan rumah warga baik di kampung atau kompleks perumahan, lokasi yang nyaman untuk ular berkembang biak yaitu tempat yang tidak pernah dibersihkan atau dirawat.

Sudut-sudut yang gelap dan liar seperti itu menjadi tempat favorit untuk bertelur. Populasi ular secara alami bisa dikendalikan oleh satwa pemangsa, seperti musang, garangan, biawak, burung hantu, atau elang.

Ketua Umum Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, mengimbau waspada akan kemunculan ular-ular di musim penghujan.

Bulan Januari saat ini yang berbarengan dengan musim hujan menjadi waktu bagi ular-ular muncul ke sekitar permukiman warga.

Berdasarkan siklus biologi alami, bulan November-Desember menjadi waktu musim telur ular menetas.

Ular-ular yang baru lahir itu akhirnya merambah ke sekitar permukiman warga untuk mencari makan.

Sementara induk ular sudah meninggalkan telurnya setelah musim kawin hewan melata itu selesai.

“Induk ular tidak mengerami telurnya,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Waspada, November-Desember Waktunya Telur Ular Menetas”



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya