SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, JAKARTA —  Tanggal 12 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Perawat Internasional. Perawat sering dijumpai ketika Anda berobat ke fasilitas kesehatan terdekat sehingga banyak orang telah mengenal dengan profesi yang satu ini.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, perawat merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Sedangkan tugas perawat sehari-harinya memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan kepada masyarakat atau pasien.

Meski sama-sama tenaga kesehatan, profesi perawat tak dapat dibandingkan dengan dokter. Hal tersebut dikarenakan keduanya sama-sama mempunyai peranan penting walaupun dengan tupoksi yang berbeda.

Sebagaimana yang telah dirasakan oleh masyarakat di masa pandemi Covid-19jasa perawat sangatlah besar dalam mendukung pulihnya kondisi setiap pasien yang terpapar virus agar dapat segera sembuh. Tak sedikit juga dari mereka yang harus tumbang dan gugur dalam pengabdiannya.

Namun, pernahkah Anda mengetahui? Bagaimana sejarah profesi perawat di Indonesia?

Ditengok dari kanal Youtube SAHABAT PERAWAT, Kamis (12/5/2023), pada masa penjajahan Belanda perawat biasa disebut dengan istilah velpeger. Ketika itu, profesi perawat telah banyak dilakoni pribumi atau masyarakat Indonesia.

Pekerjaan seorang perawat atau velpeger kala itu didampingi oleh zieben Oppaser yang mempunyai tugas dalam menjaga orang-orang yang sakit.

Sedangkan di masa itu, seorang perawat hanya bertugas melakukan perawatan kepada tantara Belanda. Hingga pada tahun 1799, pemerintah kolonial Belanda mendirikan rumah sakit yang dinamai Rumah Sakit Binnen di Jakarta.

Berdirinya Rumah Sakit Binnen juga diikuti dengan dibentuknya Dinas Kesehatan Tentara dam Dimas Kesehatan Rakyat.

Saat itu, profesi perawat masih belum banyak berkembang seperti saat ini. Tidak dibutuhkan kompetensi khusus dan harus menduduki bangku sekolah dengan kualifikasi tertentu jika seseorang ingin menjadi perawat.

Masa Penjajahan Inggris (1812-1816)

Jika di masa kependudukan Belanda tugas perawat hanya diperuntukan untuk merawat para tantara Belanda, berbeda halnya di masa kependudukan Inggris. Gubernur Jenderal Raffles memperhatikan kesehatan masyarakat dengan lebih merata.

Bahkan, mereka juga memberikan vaksin dan melatih perawatan terhadap pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Tak sampai di situ, Gubernur Jenderal Raffles bahkan memberikan perhatian pada kesehatan para tahanan.

Ketika itu terdapat sebuah semboyan yang digaungkan oleh Pemerintah Inggris yang berbunyi Kesehatan Adalah Milik Manusia.

Tak lama setelahnya, Indonesia kembali diduduki oleh pemerintah kolonial Belanda. Namun, perkembangan di dunia kesehatan kala itu sudah semakin baik dengan adanya pembangunan rumah sakit yang ada di Indonesia.

Masa Kependudukan Jepang (1942-1945)

Konon di masa ini perkembangan dunia keperawatan justru mengalami kemunduran. Tugas perawatan bahkan bisa dilakukan oleh masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan dan tidak melewati proses pendidikan.

Tak hanya itu, posisi kepala rumah sakit juga diambil alih oleh Jepang. Selain itu, banyak wabah penyakit yang bermunculan dan jumlah persediaan obat-obatan sangat terbatas.

Masa Kejayaan Dunia Keperawatan Setelah Kemerdekaan

Di masa setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaannya, dunia keperawatan di Indonesia mulai memasuki masa kejayaan. Pada tahun 1949, pembangunan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit serta balai pengobatan menjadi salah satu prioritas utama dari program pemerintah kala itu.

Kemudian sekolah keperawatan setara sekolah menegah pertama (SMP) juga mulai didirikan pada tahun 1952. Hingga di tahun 1962 Akademi Keperawatan (Akper) didirikan oleh Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan tenaga perawat profesional.

Berlanjut di tahun 1985, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) mulai dibentuk. Beberapa perguruan tinggi negeri bahkan mengakomodir program studi yang satu ini.

Seiring berjalannya waktu, sejak tahun 1995 hingga saat ini dunia keperawatan terus mengalami kemajuan. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya sekolah keperawatan yang mengakomodir pendidikan keperawatan hingga jenjang profesor.

Untuk menaungi profesinya, maka didirikan pula Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Selain itu, undang-undang keperawatan juga lahir untuk membentuk aturan sekaligus melindungi profesi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya