SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers bertema "Waspada Potensi Cuaca Ekstrem di Beberapa Wilayah Indonesia Menjelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023" di Jakarta, Selasa (20/12/2022). (Antara/ Zubi Mahrofi)

Solopos.com, JAYAPURA — Gempa berkekuatan magnitudo 5,4 yang terjadi di Kota Jayapura, Papua, Kamis (9/2/2023) siang, berkategori dangkal.

Hingga saat ini informasi yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura menyebutkan korban meninggal sebanyak empat orang.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan wilayah Kota Jayapura dan sekitarnya diguncang gempa secara bertubi-tubi sejak awal tahun 2023.

Ia mengungkapkan, dari sejak tanggal 2 Januari 2023 tercatat terjadi 1.055 kali gempa di Kota Jayapura dan sekitarnya.

“Dari jumlah tersebut, sebanyak 120 kali gempa dirasakan oleh masyarakat,” ujar Dwikorita dalam jumpa pers yang diunggah di kanal Youtube Info BMKG, Kamis sore, dan dikutip Solopos.com.

Perempuan bergelar profesor di bidang Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana itu mengatakan penyebab begitu banyaknya gempa di Jayapura dan sekitarnya dikarenakan kondisi bebatuan di kawasan itu yang bertipe rapuh.

Kondisi bebatuan yang bertipe rapuh itu membuat kawasan tersebut mudah bergetar saat ada pergerakan di bawah tanah.

“Jadi karena kondisi bebatuan yang seperti itu pelepasan energi karena terjadi gempa itu tidak bisa sekaligus langsung selesai. Jadi ada beberapa porsi yang tertahan dan akan terlepas hingga beberapa kali menyesuaikan kondisi kerapuhan bebatuan tadi,” ujar alumnus Ph.D of Earth Sciences dari Leeds University, Inggris tahun 1996 tersebut.

Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan magnitudo 5,4 terjadi di Kota Jayapura, Papua, Kamis (9/2/2023) siang, mengakibatkan sedikitnya empat warga meninggal dunia.

Keempat korban ditemukan di balik puing bangunan kafetaria yang roboh akibat guncangan gempa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura, Asep Khalid, menuturkan letak kafetaria tersebut berada di atas perairan di kawasan Kota Jayapura sehingga proses evakuasi dilakukan oleh tim ahli untuk menyelam.

“Kafe ada yang roboh dan di situ ada empat meninggal. (Para korban) Ada di kafe, guncangan lalu roboh. Roboh lalu (para korban) tertindih. Langsung jatuhnya ke laut bangunannya. Bangunannya ada di pinggir talud ,” ujar Asep seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Asep menuturkan pada saat terjadi gempa bumi yang dirasakan kuat selama 2-3 detik, masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah.

Pada saat menyampaikan laporan kepada Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB, Asep merasakan gempa susulan yang kembali terjadi.

Ada beberapa bangunan seperti rumah, fasilitas umum, dan fasilitas kesehatan, mengalami kerusakan.
Beberapa pasien RSUD Kota Jayapura turut diungsikan ke halaman gedung untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan.

“Keluar-keluar betul. Semuanya (pasien) di luar,” jelas Asep.

Tim BPBD Kota Jayapura bersama lintas instansi terkait masih dalam pendataan mengenai kerusakan maupun korban jiwa.

Tim gabungan juga mendirikan tenda posko dan tenda darurat untuk evakuasi sementara.

“Kami di tim TRC sebagian memantau di lokasi. Kami di sini ada bangun posko untuk kita buat laporan. Selebihnya tim BPBD Provinsi Jayapura juga bantu tenda di RSUD,” jelas Asep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya